Berangkat
dari kediamannya Puri Gedeh Semarang, Ganjar ditemani sang istri Siti Atikoh
dan komunitas Gowes lainnya, langsung menggeber sepeda ontelnya tepat pukul 06.
00. % jam perjalanan atau sekitar pukul 11.00 siang rombongan Gubernur dsampai
dilokasi perkebunan milik kelompok tani Milenial Citra Muda Getasan.
![]() |
Ganjar Pranowo ditengah perkebunan milenial |
“
Saya cukup kaget sekaligus bangga disaat kondisi pandemic seperti ini, di Getasan
justru muncul anak anak muda melineial yang memiliki gagasan brilliant dengan
mengelola lahan perkebunan dengan hasil yang sangat besar. Ini membuktikan anak
mudapun bisa sukses dibidang pertanian jika memiliki kemauan, komitmen, jujur,
konsisten dan semangat”, ujar Ganjar ditemani sang istri disela sela melihat
sayuran yang tampak hijau dan subur.
Kelompok
Milineal Citra Muda getasan yang dikelola para petani muda dengan usia seklitar
18 hingga 35 tahun ini memiliki lahan
pertanian seluas 10 hektar dengan 70 tanaman sayur yang dikelolanya. Dengan
kemampuan ilmu pengatahuan dan pengalaman otodidak mereka menggarap lahan
tersebut dengan mengutamakan pupuk kandang serta kompos, sehingga semua produk hasil
panen semuanya sayuran organik.
Guna
menunjang pemasaran, selain dengan cara tradisiponal diambil oleh pedaganag local,
Mereka juga meggunakan metode milenial dengan platform media sosial. Dengan
cara ini ternyata mampu meningkatkan omset penjualan secara signifikan, bahkan
kini sudah mencapai Rp 300 juta perbulan. Maka tak heran jika hasil sayuran
produk dari Getasan sekarang banyak ditemui di berbagai super market di wilayah
Semarang, Jogya, Solo dan sekitarnya.
Sementara
itu, Ketua Kelompok Tani Citra Muda, Sofian Adi Cahyono(24) mengatakan, selain membina kelompoknya yang beranggotakan
30 anak-anak muda usia 19-38 tahun. Dirinya juga bermitra dengan 18 kelompok
tani yang beranggotakan sekitar 400 petani.
“ Adanya covid justru menjadi berkah kami para
petani di sini. Perubahan gaya hidup sehat demi menjaga kebugaran dan kesehatan
tubuh, membuat order permintaan sayur meningkat hingga 300 persen. Jika bulan
kemarin hasil produksi hanya 4 – 5 ton/bulan kini naik tajam menjadi 15-15 ton
sayur/bulan. Sedang omset penjualanpun meningkat hingga mencapai Rp 300 juta/bulan”,
ujarnya.(ero)
0 komentar:
Post a Comment
Tanggapan dengan menyertakan identitas tentu akan lebih berharga...