KLATEN MATTANEWS.COM – Riswanda Ayu Damayanti dan Nur Hidayah Indri Astuti siswi SMA Negeri 1 Karangdowo, Klaten Jawa
Tengah, kembali sukses menggondol juara di kejuaraan KLATEN JOMBOR RUN 2018
yang digelar di komplek wisata Rowo Jombor Sabtu (5/5). Selain menyabet tropi
juara dua remaja penuh prestasi ini juga berhak atas uang pembinaan yang
disediakan kantor dinas pariwisata, Budaya dan olah raga Klaten selaku
penyelenggara.
Walau hanya meraih juara II namun prestasi putri pasangan Yanianto- Sri
Sutanti ini cukup membanggakan, karena sudah dua kali berturut-turut menjuarai
lomba JOMBOR TON di Klaten. Pada tahun 2017 lalu cewek yang punya cita-cita
menjadi atlet olah raga dan Polwan ini juga keluar sebagai juara II.
Selain sebagai atlet lari marathon gadis cantik berperawakan tinggi dan tombboy warga
dukuh Klemudan, Gaden, Trucuk ini ternyata juga salah satu atlet andalan tim
bola volly Klaten. Beberapa kali dirirnya ikut memperkuat tim bola volly remaja
Klaten mengikuti berbagai turnamen dan
event di beberapa daerah.
” Sejak kecil dia memang senang olah raga. Sebagai orang tua saya hanya bisa
mendorong dan memberi semangat agar terus berlatih demi meraih prastasi
tertinggi sesuai harapan dan cita-citanya”, ujar kedua orang tuanya.
Selain Riswanda tampaknya SMA Negeri 1 Karangdowo juga punya bibit atlet
lari yang tak kalah hebatnya. Nur Hidayah Indri Astuti, siswi kelas 11 ini juga
telah menorehkan prastasi di kejuaraan KLATEN JOMBOR RUN 2018. Puttri pasangan
Heru-Sumarmi yang eralamatkan di Klemudan Gaden Trucuk Klaten ini sukses meraih
juara harapan II.
“Prestasi ini sudah terbilang bagus mas. Karena da baru pertama kali ikut
kejuaraan, dan hasilnya mampu meraih juara harapan II. Mudah-mudahan tahun
depan prastasinya bisa meningkat lagi”, ujar temenya.
Sementara Riswanda dan Nurhidayah saat ditemui mengaku kurang puas dengan prestasi yang diraihnya. Hal tersebut disebabkan jalannya lomba kurang baik. Dimana anatar penonton dan peserta serta pengguna jalan berbaur menjadi satu, sehingga atlet kurang bisa fokus.
"Seharusnya dalam proses start antara pemula dan umum dipisah, sehingga tidak terkesan semrawut. Sedang pengamanan di jalananan juga diperketat sehingga pelari tidak was was tertabrak kendaraan yang lalu lalang, karena tidak ada satupun panitia yang mengatur lalu lintas. Sehingga banyak atlet yang potensial tidak bisa maksimal dalam lomba kali ini", tuturnya. (get)
Sementara Riswanda dan Nurhidayah saat ditemui mengaku kurang puas dengan prestasi yang diraihnya. Hal tersebut disebabkan jalannya lomba kurang baik. Dimana anatar penonton dan peserta serta pengguna jalan berbaur menjadi satu, sehingga atlet kurang bisa fokus.
"Seharusnya dalam proses start antara pemula dan umum dipisah, sehingga tidak terkesan semrawut. Sedang pengamanan di jalananan juga diperketat sehingga pelari tidak was was tertabrak kendaraan yang lalu lalang, karena tidak ada satupun panitia yang mengatur lalu lintas. Sehingga banyak atlet yang potensial tidak bisa maksimal dalam lomba kali ini", tuturnya. (get)
0 komentar:
Post a Comment
Tanggapan dengan menyertakan identitas tentu akan lebih berharga...