Bupati Klaten Hj Sri Mulyani menyambut baik dengan terselenggaranya
sarasehan sungai Dengkeng karena hingga saat ini ada sekitar 76 titik lokasi
disepanjang tanggung sungai Dengkeng yang melintas di Klaten, kritis rawan
jebol atau rusak. Sehingga dengan adanya sarasehan ini diharapkan kepedulian
akan sungai dan kecintaan terhadap lingkungan yang ada pada masyarakat semakin
tinggi dan peka.
“Saya ucapkan terima kasih pada BBWS Solo dan para relawan semua yang
peduli terhadap kelestarian sungai di Klaten khsususnya sungai Dengkeng, yang
merupakan salah satu sungai yang bermuara di sungai Bengawan Solo. Dan saya
berharap dengan kegiatan ini akan semakin menambah kepedulian warga Klaten,
khsususnya yang berada disepanjang aliran sungai untuk semakin peduli yerhadap
kelestarian sungai beserta eko sistemnya”, harap Bupati.
Dengan demikian lanjut Bupati Klaten, pada saat musim hujan warga yang
tinggal di sepanjang Sungai Dengkeng dapat nyaman. Karena warga ikut menjaga
lingkungan dengan tidak membuang sampah di sungai. Apalagi di Klaten saat ini sudah
terbentuk sekolah sungai yang menjadi rujukan nasional. Maka saya berharap masyarakat
Klaten tetap menjaga kebersihan sungai dan menjadi percontohan masyarakat
peduli sungai di tingkat Nasional.
“ Tidak hanya sungai Dengkeng, namun keberadaan Rowo Jombor juga menjadi
skala prioritas untuk diperbaiki, sehingga kelak Rowo Jomor dapat menjadi
destinasi wisata seperti dulu lagi. Dan ini akan kita sinergikan dengan wisata
sungai Dengkeng yang merupakan hulunya sungai Bengawan Solo”, tandas Bupati.
Sementara Kepala BBWS Bengawan Solo, Roga mengatakan, tema sarasehan adalah
gotong royong menuju sungai Klaten yang rahayu. BBWS Bengawan Solo mendukung
kegiatan ini karena banyak titik-titik Sungsi Dengkeng yang tanggulnya
kritis.
Menurut Roga, penanganan sungai itu mahal seperti perbaikan tanggul 300 meter saja habis Rp 4 miliar. Maka kegiatan relawan di Klaten menjadi pilot proyek untuk penanganan sungai di Indonesia. Saat ini BBWS Bengawan Solo mendapat anggaran Rp 13 miliar untuk tanggul dan juga mendapat proyek untuk bendungan.
Menurut Roga, penanganan sungai itu mahal seperti perbaikan tanggul 300 meter saja habis Rp 4 miliar. Maka kegiatan relawan di Klaten menjadi pilot proyek untuk penanganan sungai di Indonesia. Saat ini BBWS Bengawan Solo mendapat anggaran Rp 13 miliar untuk tanggul dan juga mendapat proyek untuk bendungan.
Sedang Prof Suratman pada sarasehan tersebut mengatakan, sungai adalah
nafasnya bumi dan jalan kehidupan. Dan Klaten telah menjadi pelopor sekolah
sungai di Indonesia. Untuk itu warganya harus peduli dan mau merawat sungai
termasuk waduk Rowo Jombor.
Untuk itu dirinya berharap di Klaten dibentuk relawan komonuita Sungai
Dengkeng.
“Sungai Dengkeng, dapat dijadikan wisata sungai yang bersinergi dengan
keberadaan Rowo Jombor, maka adanya sponsor atau pengunaan dana desa yang
tepat, bukan tidak mungkin dapat memaksimalkan sungai Dengkeng dan Rowo Jomor sebagai
obyek wisata andalan Klaten”, tegasnya (mas/red).
0 komentar:
Post a Comment
Tanggapan dengan menyertakan identitas tentu akan lebih berharga...