![]() |
Sosialisasi Bappeda Propinsi di Mbero Trucuk |
Menurut Hj. Kadarwati selaku ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia Klaten (APTIK), yang di gandeng BAPPEDA Provinsi Jawa Tenggah selaku penyelenggra kegiatan menuturkan, selama ini banyak petani masih mengunakan cara-cara konvesional dalam pengarapan lahan pertanian, sehingga perlu adanya kegiatan yang memotivasi petani untuk ber inovasi. Dengan adanya Inovasi yang mengarah pada sistim pertanian modern, di harapkan mendorong peningkatkan produktifitas hasil pertanian yang berimbas pada meningkatnya penghasilan petani, sehingga menarik minat anak muda terjun di dunai pertanian.
“Dengan adanya inovasi-inovasi di bidang pertanian akan mendorong peningkatan
produktifitas hasil pertanian, dengan begitu di harapkan menarik minat anak
muda untuk terjun di dunia pertanian, tidak terpaku hanya bekerja di pabrik
saja” ujar Kadarwati, Ketua APTIK sekaligus anggota DPRD Provinsi Fraksi PDI
Perjuangan.
Dalam sosialisai Desiminasi Teknologi Media Semai dan Media Tanam
Instan Untuk Pengembangan Hortikultura, Yudik Prianto, A.Md dari BAPPEDA
Provinsi Jawa Tenggah selaku narasumber memaparkan tentang materi media semai
instan yang berbahan organik.
Dalam paparannya ia menyampaikan,selama ini pengunaan polybag
sebagai media semai oleh petani di nilai kurang efisien. Selain banyak bibit yang mati dan biaya semai yang
tinggi, masih menyisakan masalah adanya pencemaran lingkungan dari limbah
plastik polybag.
Untuk itu di butuhkan penyemaian yang ramah lingkungan serta
mengurangi angka kematian bibit yang juga menurunkan biaya produksi bibit.
Dalam hal ini Yudik Prianto mengarahkan agar petani menggunakan semai instan
berbahan baku organik yaitu kotoran cacing cocopeat pupuk kandang, dan arang
sekam, yang kesemuanya ramah lingkungan, mudah terurai dengan tanah, serta
biaya tanam lebih murah dan resiko kematian lebih rendah.
Pada kesempatan tersebut, Hamenang Wajar Ismoyo anggota DPRD
Kabupaten Klaten yang juga menjadi narasumber, mengupas tentang permasalahan
produk serta sistem penjualan yang di kuasai tengkulak. Untuk itu dirinya
menyarankan agar petani lebih kompak dalam menentukan harga serta komunikasi
dengan Dinas pertanian agar lebih banyak informasi terkait program pemerintah.
Selain itu, petani juga di minta untuk mengikuti perkembangan
zaman dengan mengunakan internet dan media sosial sebagai sarana untuk update
informasi dan sarana jual beli terkait produk pertanian
yang di hasilkan. Menurut Hamenang, petani Klaten sebenarnya memiliki kekuatan
berupa produk yang khas dan jelas, namun petani belum bisa menikmati hasilnya.(hil)
0 komentar:
Post a Comment
Tanggapan dengan menyertakan identitas tentu akan lebih berharga...