![]() |
Ki Jagak Warak (Yung Yung ) dan Nyi Jagak Warak (Huang Hua) |
Tak
ada yang menyangka dan seribu lebih penonton terbelalak kagum, ketika lakon “REBUT KUWOSO”
mulai dibeber. Mata sipit serta latar belakang kultur budaya nenek moyang yang
berbeda ternyata bukan penghalang bagi mereka dalam berseni. Yang terjadi justru
diluar dugaan, karena mereka mampu memainkan peraan serta adegan ketoprak
dengan baik dan sempurna, dengan logat dan dialeg bahasa jawa yang medok. Penontonpun
seakan tak percaya jika pertunjukan ketoprak tersebut dimainkan oleh saudara
kita para pengusaha warga keturunan Klaten.
Pertunjukan
ketoprak pengusaha yang diselenggarakan oleh Perkumpulan Darma Bakti Klaten,
malam itu memang berjalan lancar dan luar biasa sukses. Dihadiri dan dibuka
oleh Bupati Klaten Hj Sri Mulyani yang didampingi ketua DPRD Klaten Agus
Riyanto serta sejumlah pejabat, ruang pertunjukan berkapasitas 980 penonton
mengalami over load, mbludak melebihi perhitungan panitia.
Berdurasi
sekitar 120 menit hampir setiap adegan pertunjukan selalu mendapat apluse
meriah dari penonton. Karena mereka mampu bermain dengan penuh karakter dan
penjiwaan yang luar biasa. Baik mulai dara rakyat para emban, prajurit, demang,
senopati serta sang raja dan ratu permaesuri.
Dan
harus diakui Best Seller dalam ketoprak malam itu layak diberikan pada sang
legendaris juara dunia bulu tangkis putri dari Cina HUANG HUA. Berperan sebagai
istri Ki Demang Jagal Warak yang diperankan Yung Yung suaminya sendiri dari
Taman Anggrek Property Kota Baru, sosok ibu dari tiga anak ini mampu
menghidupkan suasana karena.
Setiap
kata kata yang keluar dari Huang Hua saat berdialog dengan sang suami selalu
membuat penonton ketawa dan bertepuk tangan. Karena dialeg bahasa jawanya
terkesan aneh dan lucu. Demikian pula disaat dia kesal dengan sang suami, dan spontan
bicara dengan bahasa mandarin. Padahal hampir semua penonton yang hadir tidak
ada yang bisa bahasa mandarin walau mereka warga keturunan (Tionghoa).
Sedang
adegan lain seperti simbok simbok yang berjualan dipasar dan bakul wedang yang
diperankan Nindya toko 17 Jaya, serta para preman yang dimainkan Djunaedi Naga
Mas Motor dan Tilung Sari Utama, tak kalah menarik. Walau mereka bermata sipit
ternyata mampu menggunakan bahasa jawa alus yang medok. Sementara tokoh
premannya serta kata-kata kasar mirip preman pasar beneran.
Secara
keseluruhan jalannya pertunjukan ketoprak pengusaha warga keturunan (Tionghoa)
Klaten berjalan lancar dan sukses. Apalagi didukung dengan tata panggung dekorasi
dan lampu yang canggih. Sebuah apresiasi positip dan acungan jempol layak kita
berikan karena walau warga keturunan mereka mampu bermain ketoprak sangat baik
melebihi kita orang Jawa sebagai pemilik budaya tersebut.
Melihat
kemampuan dan kebolehan para pemain ketoprak pengusaha warga keturuanan
(Tionghoa) Klaten malam itu, maka tidak berlebihan jika banyak pejabat dan
penonton yang menginginkan mereka tampil ditempat terbuka memeberi hiburan pada
masyarakat Klaten. Karena selain layak tampil dan tak kalah dengan group
ketoprak lainnya, masyarakat umum bisa melihat memampuan mereka memainkan
budaya jawa dan tidak terkesan eklusif hanya untuk kalangan tertentu.
“Saya
berharap mereka bisa tampil dipanggung terbuka seperti di alon-alon atau di
Pendopo Pemda Klaten, agar masyarakat umum bisa melihat dan menikmati karya
mereka. Jika hanya di gedung seperti ini, kesannya terlalu ekslusif hanya untuk
kalangan tertentu”, ujar salah satu pejabat.(batavia)
0 komentar:
Post a Comment
Tanggapan dengan menyertakan identitas tentu akan lebih berharga...