![]() |
Keramaian pelabuhan Rowo Jombor tinggal cerita |
Selain rusaknya pelabuhan,
bangunan yang kini juga tampak tak terawat ialah rumah karcis didekat pintu
masuk obyek wisata Rowo Jombor yang ada di dukuh ngembel, termasuk tiga rumah
pos pintu masuk yak juga tak terawat.
Pelabuhan waduk Rowo Jombor kini
kondisinya sangat merana. Selain tak terawat, beberapa bangunan didalamanya
juga dalam kondisi sangat memperihatinkan. Misalnya bangunan rumah karcis yang
rusak banyak genteng yang dan pintu
jendela yang hilang karena tak terawat. Demikian pula tugu stum atau wales yang
dulu dijadikan hiasan utama kini mulai karatan dan banyak onderdil yang hilang
entah kemana. Sementara tulisan di gapuro pintu masuk pelabuhan juga tak ada
lagi. Kondisi diperparah lingkungan sekitar pelabuhan yang kumuh penuh dengan
sampah dan kerambah ikan nelayan.
Pelabuhan ini sempat “hidup” beberapa
saat ketika wisata kuliner warung apung di waduk Rowo Jombor ramai dikunjungi
wisatawan. Namun kini kondisi kembali sepi seiring dengan sepinya warung apung
karena jarangnya wisatawan atau
pengunjung yang datang.
![]() |
Rowo jombor Klaten kini tampak kumuh, kotor dan sepi pengunjung |
Sekretaris Desa Krakitan Rahmanto
membenarkan jika kondisi pelabuhan waduk Rowo Jombor kini mangkrak dan rusak
berat. Namun demikian pihak desa tidak bisa berbuat banyak karena memang selama
ini desa tak pernah dilibatkan dalam hal tersebut. Termasuk masalah penataan
warung apung.
“Selama ini desa tak punya
kewenangan apa apa terkait penataan rowo jombor, apalagi masalah warung apung.
Sehingga sejak dulu hingga kini tidak pernah ada kontribusi yang masuk ke desa
sepeserpun dari para pengusaha warung apung. Maka jika sekarang kondisinya sepi,
dan beberapa bangunan di rowo jombor rusak kami tidak bisa berbuat apa apa,
karena memang bukan tanggung jawab desa”, ujarnya.
Dulu pelabuhan rowo jombor sangat
ramai sebagai tempat bersandarnya perahu getek dan ferry bambu yang
menyeberangkan wisatawan dari pelabuhan menuju pintu air diujung timur waduk.
Puluhan getek silih berganti berlayar,
apalagi jika puncak peringatan syawalan. Namun suasana tersebut berubah dratis
seiring makin banyaknya warga yang membuat karamabah ikan ditengah waduk,
sehingga waduk tampak kumuh dan indah lagi. Kondisi semakin parah setelah
munculnya warung apung yang dibangun tanpa ada penataan, sehingga Rowo Jombor
tidak semakin rapi dan indah malah justru semakin kotor, jorok, kumuh dan
semrawut.(mt1/red)
0 komentar:
Post a Comment
Tanggapan dengan menyertakan identitas tentu akan lebih berharga...