Ambar
Nawangsari Hapsari lulus dari SMA Negeri I Klaten tahun 2017 ini. Sempat tidak
bisa mengambil ijasah kelulusan hingga beberapa waktu lalu. Pihak sekolah bersikukuh
menahan dengan alasan yang bersangkutan belum menyelesaikan administrasi
sekolah yakni melunasi uang gedung sebesar Rp 1,8 juta dari total uang gedung
sebesar Rp 3 juta.
Beberapa
waktu lalu orang tua murid yakni Gesang Sariyanto pernah mencoba datang
kesekolah untuk mengambil ijasah sekaligus minta keringan beaya. Namun
permintaan terebut ditolak pihak sekolahan. Bahkan ada salah satu guru yang
mengatakan ijasah anaknya akan hilang jika tidak segera diambil.
Menurut
Gesang awalnya diadakan rapat pihak sekolah dengan para orang tua siswa. Dalam
rapat tersebut orang tua siswa disuruh ngisi bantuan seiklasnya. Karena ada
kata kata seiklasnya, maka saat itu istrinya yang datang mengikuti rapat mengisi
uang bantuan sebesar Rp 2 juta. Sehingga dirinya sudah merasa membayar kewajibannya
sesuai hasil rapat.
Namun
pada saat akan mengambil ijasah saat kelulusan kemarin, ijasah anaknya tidak
bisa diambil dengan alasan dari pihak sekolah yang bersangkutan masih punya
tunggakan uang gedung sebesar Rp 1,8 juta. Menurut keterangan salah satu guru
atau petugas penetapan uang sebesar Rp 3,8 juta hasil rapat kedua. Orang tua
murid kaget karena dalam rapat kedua dirinya selaku wali murid tidak diundang
atau dilibatkan, sehingga tidak tahu jika ada kesepakatan uang gedung sebesar
Rp 3,8 juta.
Akhirnya
dengan menjual benda dirumah yang laku dijual dirinya terpaksa “melunasi”
kekurangan sisa uang gedung demi menyelamatkan ijasah anaknya. “Lho katanya
suruh mengisi seiklasnya sesuai kemampuan, maka saya menyumbang Rp 2 juta.
Lho kok sekarang dibilang kurang
alasanya masih punya tunggakan kekurangan sebesar Rp 1,8 juta. Kalau memang ada
rapat kedua mengapa saya selaku wali murid kok nggak diundang, tiba-tiba ada keputusan
seperti itu. Kalau seperti ini anak saya yang dirugikan karena tidak bisa
kemana-mana”, ujar orang tua Ambar.
Semenetara
menurut sumber kasus yang menimpa Ambar tidak sendiri. Karena masih ada siswa
yang mengalami nasib sama. Tidak bisa mengambil ijasah karena tidak mampu
membayar “sisa” uang gedung.
Wartawan
saat akan menemui Kepala Sekolah SMA Negeri I Klaten Kawit tidak berhasil.
Sementara tidak ada satupun petugas yang
berusaha menerima dan mempersilahkan untuk menunggu. Salah satu guru Kartono
mengatakan mungkin bapak masih ada tamu sambil berlalu. Namun ketika
dikonfirmasi terkait adanya penahanan ijasah yang bersangkutan mengatakan tidak
ada. (farought)
0 komentar:
Post a Comment
Tanggapan dengan menyertakan identitas tentu akan lebih berharga...