Menempuh jarak sekitar 4 kilo meter peserta kirab yang
terdiri dari petani, buruh potong, petani penggarap, pemilik uaha serta warga
umum tampak antusias menggotong gunungan hasil bumi dan tembakau. Mulai dari
ketela, jeruk, nanas, pisang, polowijo, kelapa dan aneka hasil bumi lain mereka
arak, sebagai tanda syukur akan melimpahnya panen tahun ini. Acara semakin
meriah karena tampil pula berbagai kesnian seperti reog, jaranan serta jatilan
dan kesenian lain yang ikut menyemarakkan acara.
Kepala Desa Solodiran Ariyanta Sigit Suwanta
mengapresiasi kegiatan dan semangat warga dalam mewujudkan rasa sykur dengan
menggelar kirab gunungan hasil bumi. Karena selain mempu menghibur warga, acara
tersebut sekaligus nguri-uri budaya Jawa yang selalu bersyukur atas nikmat dan
karunia ALLAH.
“Saya bangga dan mengapresiasi atas semua yang
dilakukan warga. Mereka tak pernah menyerah dalam bertani walau kadang gagal
dan harus merugi karena tidak panen. Emoga dengan kirab ini akan semakin
memberi semangat dan motivasi petani untuk mencapai roduksi tembakau yang lebih
baik lagi baik kualitas dan kuantitas”, ujarnya.
Sementara Jumari salah satu petani mengatakan pada
tahun lalu petani tembakau di Solodiran merugi jutaan rupiah karena gagal
panen. Kegagalan dikarenaakan musim yang tidak menentu sehingga banyak tanaman
tembakau yang mati.
“ Dulu karena musim yang tak menentu banyak petani
tembakau d desa ini gagal panen. Kami semua a berharap semoaga musim dan cuaca tahun
ini baik, sehingga petani teembakau yang memiliki luas lahan sekitar 600 hektar
bisa panen dengan baik dengan kualitas dan kwantitas yang lebih baik lagi”,
ujarnya.(ajipamungkas)
0 komentar:
Post a Comment
Tanggapan dengan menyertakan identitas tentu akan lebih berharga...