![]() |
Plt Kepala Dinas Kesehatan Klaten dr Cahyono M.Kes |
Beberapa
warga yang sempat ditemui wartawan mengatakan u ntuk mendapat surat rujukan bisa
berobat kerumah sakit harus melalui perjuangan extra keras. Selain harus bolaka
balik lebih dari tiga kali, mereka harus kuat menerima “omelan” petugas. Baru
setelah bersikukuh minta surat rujukan maka dengan terpaksa mereka akan
memberi.
“Lebih
dari 4 hari saya bolak balik ke Puskesmas untuk minta surat rujukan berobat
kerumah sakit, namun petugas Puskesmas tdak mau memberi dengan alasan Puskesmas
masih sanggup mengobati, padahal penyakit saya harus segera ditangani di rumah sakit.
Baru setelah pakai debat lama kita diberi surat rujukan, padahal badan ini
sudah tak kuat menahan sakit”, ujar salah satu warga Klaten selatan.
Kejadian
ini ternyata tidak hanya menimpa satu oranag warga Klaten Selatan. Beberapa warga
juga mengalami hal ssama saat akan minta surat rujukan. Umumnya mereka
keberatan memberi surat rujukan pada pasien peserta BPJS karenaa merasa masih
mampu menangani. Seperti yang dialami oleh salah satu warga Mbeero Trucuk
Klaten.
Plt
Kepala Dinas kesehatan Klaten dr Cahyono M.Kes saat ditemui beberapa waktu lalu
menegaskan surat rujukan tidak diminta namun diberikan pada pasien jika memang
memerlukan. Sehingga tidak benar jika ada Puskesmas atau oknum dokter yang
mempersulit jika ada pasien yang membutuhkan surat rujukan.
Namun
demikian lanjut dr Cahyono secera medis dokter lebih tahu, apakah pasien perlu
dirujuk atau tidak. Hal inilah yang kadang tidak dipahami oleh pasien, sehingga
mereka merasa dipersulit. Padahal secara medis yang bersangkutan tidak perlu
dirujuk.
“Yang
benar surat rujukan itu tidak diminta tapi diberikan jika memang pasien
membutuhkan. Maka jika pasien merasa dirinya sudah tidak kuat dengan sakitnya
langusng saja kerumah sakit lewat UGD, sehingga tidak perlu melalui proses
rujukan”, tegas dr Cahyono. (farox/red)
0 komentar:
Post a Comment
Tanggapan dengan menyertakan identitas tentu akan lebih berharga...