Ibadat Sabda Sadranan di
Lingkungan Santa Clara Ceporan dilakukan di komplek Makam Dukuh Kulungan dan Makam Dukuh
Gamelan, Desa Ceporan, Kecamatan Gantiwarno, dipimpin oleh Prodiakon Paroki Wedi
Antonius Supriyadi. Sekitar 60 umat dari anak-anak, remaja, dewasa, sampai
orangtua menghadiri ibadat ini, termasuk para ahli waris dari luar kota.
Sebelum ibadat, dibacakan ujud (intensi) doa untuk mendoakan arwah
yang dimakamkan di tempat itu. Dalam ibadat ini juga dilakukan Doa Rosario dan
pembacaan renungan Bulan Katekese Liturgi. Sedang Ibadat Sabda Sadranan di
Lingkungan Santo Ignatius Ceporan dilakukan di Bangsal Makam Wismo Eko Ronggo
Bantolo Dukuh Gatak Jarakan, Desa Ceporan. Ibadat Sabda dipimpin oleh Prodiakon
Paroki Wedi Yohanes Suparji. Dalam ibadat itu, kolekte terkumpul Rp 129 ribu.
Kolekte tersebut kemudian diserahkan kepada pengurus Pangrukti Laya makam
setempat.
Sementara itu, Ibadat Sabda
Sadranan di Lingkungan Santa Monica Ceporan dilakukan di rumah FX Sukardi di
Dukuh Kebon Agung, Desa Ceporan. Ibadat Sabda dipimpin oleh Prodiakon Paroki Wedi
Christian Komang Luky Nilamdana. Sekitar 50 umat hadir memenuhi rumah mantan
Kepala SD Kanisius Murukan Wedi itu. Hadir juga, para ahli waris dari luar Desa
Ceporan.
Dalam kotbahnya, Prodiakon
Antonius Supriyadi menyampaikan, Ibadat Sabda Sadranan ini diadakan untuk
mendoakan arwah yang dimakamkan di tempat tersebut, dan juga di makam-makam
yang lain. “Sadranan adalah tradisi yang baik, maka perlu dilestarikan. Karena
dalam sadranan ini, kita (umat) bisa mendoakan para arwah, kita bisa berkumpul,
guyub, dan bisa bertemu dengan saudara-saudari yang lain,” katanya.
Menurutnya Antonius
Supriyadi,
sadranan merupakan tradisi leluhur yang patut dilestarikan. Dalam ajaran umat
kristiani lanjut Antonius, penggunaan unsur budaya sejauh mendukung
penghayatana iman Kristiani dan tidak bertentangan dengan norma susila dari
Gereja serta tidak terikat dalam satu ajaran sesat atau sesuatu yang betrsifat takhayul memang diperkenankan.
Yang menarik dalam
Sadranan di komplek ini ialah usai
Ibadat Sabda yang dilakaukan umat Kristiani setempat dilanjutkan dengan acara tahlilan yang dilakukan oleh warga
Muslim di sekitar makam. Mereka melakukan tahlilan
di tempat yang sama secara bergantian. Setelah tahlilan, warga dan para ahli waris mengadakan tirakatan. Suasana tampak begitu harmonis, guyup rukun berbaur tanpa
sekat walau mereka berbeda keyakinan.(laurent)
0 komentar:
Post a Comment
Tanggapan dengan menyertakan identitas tentu akan lebih berharga...