![]() |
Ibu Mucharom Sripatiah nenek almarhum Gilang |
“ Niku putu kolu sik paling kulo
tresnani. Awit bayi indil-indil bocah niku pun melu kulo. Mulu yen nyeluk kulo
nggih buk mboten mbah.”itu putu kesayangan saya, sejak masih bayi
sudah ikut dengan saya maka kalau memanggil saya ibu, bukan mbah”. Dan
saat pulang beberapa hari lalu dia pesen mau pulang pada lebaran nanti”,
demikian ujar ibu Mucharom nenek almarhum didampingi Isnani Suci Rahayu bude
yang mengasuh sejak almarhum masih berusia 2 bulan.
Menurut sang nenek, Gilang adalah
cucu pertamanya yang begitu dicintai, karena sejak masih bayi sudah ikut
dengannya. Dibantu anaknya yang lain yakni Isnani Sri rahayu, dia mengasuhnya
sejak Gilang masih berumur 2 bulan. Almarhum ikut dengannya kerana kedua orang
tuanya mencari nafkah di Jakarta untuk memperbaiki ekonomi keluarga saat itu
yang memang sangat sulit.
Almarhum sejak masih SD tergolong
anak yang cerdas, pendiam dan suka menolong. Hal itu semakin terasa saat dia
duduk di bangku sekolah SMA dan sudah menjadi Polisi. Sukaa menolong dan
bersodakoh itu seakan sudah menjadi bagian dari hidupnya, walau saat remaja
lebih suka naik kendaraan yang diprotoli.” Dia anak yang baik dan suka menolong
dan bersodakoh. Jiwa dan sifat itu sudah ada sejak dia masih duduk disekolah
dasar, dimana dia sering membantu temen-temennya”, ujarnya.
![]() |
Rahmad paman almarhum Gilang |
Ketika ditanya tentang firasat
sebelum kepergian cucu kesayangannya, nenek berusia 75 tahun ini mengatakan
tidak ada firasat istimewa yang dia terima sebelum adanya peristiwa tersebut.
Dirinya hanya mengaku bermimpi kehilangan sepasang sandal jepitnya dua hari
sebelum peristiwa ledakan terjadi. Selain itu cucu kesayangannya berkata akan
pulang pada lebaran nanti, setelah menyelesaikan tugasnya.” Saya hanya bermimpi
kehilangan sepasang sandal jepit yang biasa saya pakai, sekitar 2 hari sebelum
ada peristiwa ini”. Ujarnya sambil mengusap linangan air mata yang ada
dipipinya.
Almarhum Briptu Anumerta Imam
Gilang Adinata berusia 25 tahun dan baru sekitar 5 tahun menjadi anggota Polri
dan bertugas Di jakarta. Pria kelahiran Klaten ini sempat menempuh sekolah
dasar di SD Negeri Mojayan 1 Klaten, kemudian melanjutkan di SMP Muhammdiyah 1
Klaten dan lulus di SMA Negeri 1 Karangnongko Klaten. Rencananya jenasah almarhum
akan dimakamkan di pemakaman umum Desa Sragogede Kamis Sore sekitar pukul
16.00, karena jenasah diperkirakan baru akan tiba di Klaten dari jakarta
sekitar pukul 14.30. (farought)
0 komentar:
Post a Comment
Tanggapan dengan menyertakan identitas tentu akan lebih berharga...