![]() |
Tanpa canggung Bupati Klaten Hj Sri Hartini ikut maculi sampah disugai |
Melihat kondisi kali Lunyu yang
tampak bersih dan apik Bupati merasa senang dan bangga. Dirinya berharap agar
budaya bersih sungai tidak berhenti dalam sebuah retorika saja. Namun hendaknya
bisa dijadikan budaya berkesinambungan yang tertanam pada setiap warga Klaten,
sehingga sungai yang bersih tidak hanya terjadi saat ada gerakan gotong royong.
“Saya kira pola pikir masyarakat
sudah saatnya berubah. Jika dulu melihat sungai hanya dijadikan “tempat kotor”
yang bisa dijadikan jamban atau TPA terpanjang didunia, kini harus dirubah
bagaimana bisa menciptakan sungai sebagai halaman tempat wisata yang tumbuh
alami dengan habitat hewan yanag ada didalamnya”, harap Bupati disela sela
melihat kegiatan resik resik sungai dalam rangka acara gerakan nasional
pengurangan resiko bencana Minggu ( 13/3).
![]() |
Relawan dan pelajar gotong royong ikut membersihkan sungai di Klaten |
Menurut Bupati gerakan resik
resik kali adalah program yang baik karena mampu menumbuhkan rasa gotong royong
kebersamaan dalam menciptakan kebersihan. Namun semua akan sia-sia kalau hanya
sebatas gerakan sesaat tanapa tindak lanjut dan perubahan pola pikir
masyarakatnya.
Untuk itu lanjut Bupati gerakan
tersebut hendaknya juga dibarengi dengan perubahan menset pola pikir masyarakat
terhadap sungai. Jangan lagi warga melihat sungai adalah bagian kotor yang
selalu diasumsikan sebagai tempat pembuangan berbagai kotoran. Tapi warga sudah
harus berpikir sungai adalah halaman rumah yang harus bersih bisa dijadikan
tempat wisata edukasi yang baik.(tim/red)
0 komentar:
Post a Comment
Tanggapan dengan menyertakan identitas tentu akan lebih berharga...