![]() |
Bupati Klaten Hj Sri Hartini memberi semangat Ny Bibit ibu kandung Dewi |
Klaten Mattanews.Com
– Dengan berkaca-kaca dan sempat meneteskan air
mata, Bupati Klaten Hj Sri Hartini memeluk Dewi Cahyaningsih gadis tangguh
berusia 11 tahun warga Desa Miri, Kecamatan Tulung Klaten Jawa Tengah. Gadis
malang ini sempat enggan menyambut uluran tangan Bupati saat ingin menyapa dan
berjabat tangan. Namun saat didekati akhirnya Dewi yang masih duduk dibangku
kelas 6 SD inipun jatuh dalam pelukan Bupati. Sontak dekapan seorang ibu yang
penuh kasih sayang pada anaknya ini membuat banyak orang berkaca-kaca meneteskan air mata
haru.
Susana haru semakin pecah
manakala Bupati menghampiri Bibit ibu kandung Dewi yang terduduk di lincak bambu
depan rumahnya karena lumpuh tak bisa jalan. Melihata kondisi warganya yang
seperti itu Bupati langsung memeluk erat. Sesaat Bupati tak mampu berkata apa-apa hanya
diam dengan mata berkaca-kaca dan sempat meneteskan air mata tak mampu menahan kesedihannya.
Usai memberi nasehat dan semangat pada keluarga ini, Bupati langsung masuk
kedalam rumah yang hanya berukuran 3 X 5 meter untuk melihat secara langsung
kondisi tempat tinggal mereka.
![]() |
Dewi dan teman teman sekolahnya bersama Bupati Klaten |
Bupati Klaten Hj Sri Hartini
Selasa pagi (25/10) didampingi Asisten II Slmet Widodo, Kepala Dinas Pendidikan
Pantoro, Kepala Bapermas Joko Santoso serta Kepala Disnakertras Surti, Kabag
Humas Gandung wahyudi dan Sugeng Hariyanto sengaja mendatangi keluarga Bibit
ibu dari Dewi. Saat itu juga Bupati memerintahkan Kepala Bapermas untuk merehab
rumah Bibit lewat program RTLH. Sedang untuk masalah kesehatan dan pendidikan
Bupati juga memerintahkan pada Kepala Dinas Pedidikan dan Plt Kepala Dinas Kesehatan
untuk memberi layanan bantuan dan kemudahan.
Dewi yang kini duduk di kelas 6 SD
adalah anak tunggal pasangan Rejo dan Bibit yang saat ini ayahnya pergi entah
kemana. Sejak kecil Dewi memang kurang beruntung karena kedua orang tuanya
berpisah. Akhirnya dia hidup hanya berdua dengan ibunya. Kondisi semakin parah
manakala ayahnya sering menyiksa ibunya hingga akhirnya sakit dan lumpuh tidak
bisa berjalan. Setiap hari ibunya hanya hidup diatas kursi roda. Dan sejak itu
menghilang entah kemana.
![]() |
Dewi saat dibujuk agar mau mendampingi ibunya |
Sejak itulah Dewi yang masih
berumur 6 tahun sudah harus merawat ibunya yang sakit seorang diri termasuk
mencari nafkah dengan berbagai cara. Kondisi yang memilukan ini akhirnya
membuat banyk warga sekitar menaruh iba. Akhirnya dalam mencukupi kebutuhan
hidup sehari hari warga sepakat gotong royong secara bergiliran menyisihkan
sebagian rejekinya untuk menafkahi Dewi dan ibunya. Dan sejak itu hidup keluarga ini tergantung dari keiklasan para donasi
Bekerja menjadi tulang punggung
keluarga dan masih harus merawat ibunya yang lumpuh akhirnya juga berpengaruh
pada prestasi sekolah Dewi. Hal itu diakui oleh ibu Maryuni wali kelas 6 SD
dimana Dewi menuntut ilmu.”Prestasi belajar anak ini memang kurang baik. Namun
kita semua sadar dan maklum karena anaka yang masih sekecil ini harus
menanggung beban berat yang mungkin kita saja atak mampu menjalani”, ujarnya.
Bibit dan anak semata wayang kini
tinggal dirumah mungil berukuran 3 X 5 yang pengap dan bocor. Tidak ada kamar
tidur atau kamar madi. Ruang tamu, kamar tidur dapur dan kamar mandi semua jadi
satu. Padahal jika hujan rumaha bocor karena banyak genteng yang pecah. Tidak
ada aliran listrik Penerangan dibantu tetangga terdekat. Namun kini Dewi sudah
cukup bahagia, karena Bupati berjanji akan segera membangun rumahnya dan
membebaskan segala beaya dan pungutan sekolah.(tev)
0 komentar:
Post a Comment
Tanggapan dengan menyertakan identitas tentu akan lebih berharga...