![]() |
Salah satu pembicara seminar oleh OMK |
Klaten Mattanews.Com - Orang Muda Katolik (OMK) Paroki Santa Maria Assumpta Klaten menggelar
sarasehan multikultur Asia di aula Gereja Maria Assumpta (GMA) Klaten, Senin
(24/10) malam. Sarasehan multikultur ini menampilkan dua pembicara, yakni Ketua
Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Klaten Gus Marjuki dan Pendeta Gereja
Kristen Jawa (GKJ) Gantiwarno Pendeta Hery Windarto.
Theodorus Krisna Aditama ketua Sarasehan
multikultur mengatakan sarasehan bertujuan untuk mengenalkan kepada OMK bahwa di luar Gereja juga
ada “perbedaan” yang harus dihormati dan dihayati, sehingga kita bisa hidup
bersama secara harmonis dan rukun dengan agama atau umat lain.
Theo menjelaskan, sarasehan multikultur ini diikuti oleh OMK dan umat
dewasa. Dalam sarasehan ini dilakukan pemutaran film dokumenter “Yerusalem”
yang menceritakan kehidupan agama-agama dan umat yang ada di Yerusalem. “Film
ini menceritakan kehidupan warga Kristen, Yahudi, dan Muslim di Yerusalem.
Meskipun agama, budaya, dan bangsanya berbeda, tetapi mereka bisa hidup rukun
dan damai. Pelajaran ini yang bisa kita petik,” ujarnya.
Dalam sarasehan multikultur ini Ketua GP Ansor Kabupaten Klaten Gus
Marjuki menyampaikan, di Yerusalem terdapat situs dari tiga agama yang sangat
dijunjung tinggi, yakni Masjid Al Aqsa (Muslim), Gereja dan makam Yesus
(Kristus), serta Tembok Ratapan (Yahudi). Selama ini, warga di Yerusalem dapat
hidup rukun, meski dibatasi dengan tembok dan terkotak-kotak.
“Situasi di Indonesia terasa lebih baik. Karena kita dapat
berbelanja bersama di pasar, makan bersama di warung, tanpa sekat dan dibatasi
tembok. Karena itu kita bersyukur kepada nenek moyang kita yang sudah
meletakkan dasar Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan berbangsa. Keberagaman
dalam persatuan Indonesia. Maka, kalau ada orang indonesia yang menolak atau
tidak sepakat dengan “Bhinneka Tunggal Ika” ya silakan keluar dari Indonesia.
Jangan hidup di Indonesia,” tandasnya.
Sedang Pendeta GKJ Gantiwarno Hery Windarto mengatakan, Yerusalem itu
kota yang indah. Yerusalem adalah tempat yang dihormati dan dikeramatkan oleh
umat tiga agama. Yerusalem bisa disejajarkan dengan Mekah dan Vatikan. Dan menariknya,
mereka bisa hidup rukun dan damai di Yerusalem.
“agama ketika dikaitkan dengan multikultur tidak ada masalah. Tetapi
kalau dikaitkan dengan kepentingan ekonomi dan politik bisa jadi masalah. Karena
agama bisa menjadi produk yang sensitif dan murah,” terangnya.
Sarasehan multikultur ini berlangsung menarik dan hidup. Usai
menonton film Yerusalem, para pembicara menyampaikan “catatan” terkait film
tersebut. Kemudian dilanjutkan dengan diskusi mengenai kehidupan beragama di
masyarakat. (Suk/red)
0 komentar:
Post a Comment
Tanggapan dengan menyertakan identitas tentu akan lebih berharga...