![]() |
Korban penipuan PNS yang dilakukan oleh orang yang mengaku bernama Windarto |
Dua warga Desa Cakaran kecamatan Bayat,
Klaten telah menjadi korban penipuan oknum pelaku yang mengaku sebagai PNS di
pusat. Korban masing mengalami kerugian sebesar Rp 58 juta, sementara SK yang
didapat ternyata SK pengangkatan PNS palsu.
Berawal dari pertemuannya disuatu
tempat dengan pelaku dua korban ini masing masing Sagimin dan sugiman tergiur dengan penawaran yang
dilakukan pelaku. Mereka semaakin yaakin karena pelaku mengenakan uniform
pakaian PNS dan beberapa kali bertemu dihalaman kantor Pemda Klaten.
Merasa yakin orang yang baru
dikenalanya sosok dewa penolong yang bisa mengusahakan anaknya jadi PNS maka
dua korban langsung menyerahkan sejumlah uang yang diminta. Sagimin akhirnya menyetor
uang sebesar 21 Juta untuk SK anaknya yang akan di tempatkan di dinas
pendidikan sebagai TU. Sementara Sugimin sebesar Rp 37 juta plus sebuah laptop.
![]() |
SK yang diterima oleh korban dan ternyata palsu |
Guna menyakinkan korban, pelaku
yang mengaku bernama Windarto dengan alamat Kadipiro, Banjarsari, Sukoharjo
sesuai yang tertera di KTP, meminta agar transaksi penyerahan uang pengambilan SK
dilakukan di halaman Pemda Klaten. Ahirnya tanpa pikir panjang dua korban menyerahkan
uang dimaksud kepada pelaku dihalaman Pemda Klaten, tepatnya dihalaman kantor
Dukcapil.
Korban mulai curiga dengan pelaku
karena sejak menerima SK tanggal tanggal 26 september 2016 anak mereka tak juga
dipanggil untuk bekerja. Akhirnya keduanya mendatangi kantot Dinas Pendidikan
untuk mengetahui nasib anaknya. Namun dirinya mendadak lemes ketika salah satu
staf Dinas Pendidikan mengatakan tidak ada penerimaan dan SK yang dibawanya
adalah palsu. “Saya baru sadar jadi korban penipuan setelah mendapat penjelasan
dari pejabat dinas pendidikan mas”, ujarnya.
Merasa penasaran dengan SK yang
ada ditanganya keduanya langsung menuju kantor Pemda Klaten. Ditemani salah
seorang pegiat sosial mereka menghadap Kabid Mutasi Badan Kepegawaian Daerah
Slamet. Disinipun mereka mendapat keterangan yang sama. Bahakan Slamet berani
memastikan SK palsu karena Kop surat dan formatnya sudah salah.
“Saya berani mengatakan SK tersebut palsu karena mulai dari kop surat
format serta tanda tangannya semua tidak lazim untuk sebuah surat SK. Dan baru kalai ini saya melihat model SK pengangkatan
PNS seperti ini”, ujarnya.
Dua korban warga Cakaran ini
akhirnya hanya bisa menangis meratapi nasib dana uanagnya atak kembali.
Sementara pelaku yang mengaku PNS tersebut hingga kini hilang ditelan bumi. Sementara setelah melihat wajah pelaku
di KTP, Kabid Mutasi Slamet bisa memastikan pelaku bukan PNS di jajaran Pemda
Klaten. (hil/red)
0 komentar:
Post a Comment
Tanggapan dengan menyertakan identitas tentu akan lebih berharga...