![]() |
Setahun sekali miras digilas, dalam setahun ribuan miras mengucur deras |
Akibat bebasnya minuman keras di
wilayah Wedi, hampir setiap hari, khususnya malam minggu diberbagai sudut kota
dipenuhi gerombolan pemuda yang pesat miras. Kondisi semakin parah jika ada
pertunjukan musik dangdut. Dapat dipastikan akan menimbulkan keonaran yang
berbuntut aksi tawur atau pengerusakan.
Beberapa tokoh masyarakat
setempat menyanyangkan adanya sikap oknum yang terkadang justru
membiarkan penjual miras melakukan kegiatannya. Mereka seolah tutup mata yang
penting “setoran” lancar. Sehingga jika hal ini terus dibiarkan kota Wedi akan
dikuasai para bandar Ciu.
“ Kasihan generasi muda kita,
terutama mereka yang masih remaja dan sekolah. Mosok ada anak SMP sudah berani
pesta miras. Ini sudah kelewatan, rusak mental dan perilaku generasi muda kita
jika hal ini dibiarkan terus”, ujarnya.
Hasil pantauan di lapangan
terungkap, maraknya miras jenis Ciu di wilayah Wedi, seputaran kota pada
khsusunya memang sudah memperihatinkan. Mereka menjual dengan cara mengecer
mulai dari harga Rp 5000/plastik hingga belasan ribu. Omzet perhari mencapai
600 liter ciu perhari. Umumnya para bandar kulakan Ciu ke wilayah Bekonang
Sukoharjo dengan membawa puluhan seminggu sekali. Sementara pelanggan datang
dari berbagai daerah seperti Bayat, Johonalan, Klaten Selatan, Gantiwarno
bahkan warga Gedangsari Wonosari Gunung Kidul.(red/lala)
0 komentar:
Post a Comment
Tanggapan dengan menyertakan identitas tentu akan lebih berharga...