![]() |
Jalannya upacara HUT Pemda Klaten yang ke 212 |
Tulisan tersebut langsung mendapat
protes dan kecaman keras wartawan Klaten. Mereka justru mempertanyakan status
wartawan tersebut. Apakah dia benar benar wartawan yang tahu kode etik dan
tugas jurnalis waartawan atau sekedar orang bisa nulis. Karena jika benar dia wartawan
tentu tahu cara kerja jurnalis dilapangan dan tidak akan menulis hal seperti.
“Apa maksud dia nulis seperti
itu. Dia itu wartawana atau bukan. Kalau wartawan harusnya tahu kode etik dan
tugas jurnalis dilapangan. Tapi kalau sekedar bisa nulis ya lain ceritanya.
Yang jelas temen temen wartawan di Klaten mengecam tulisan tersebut, karena
tidak mendasar dan tidak benar. Karena saat itu tidak ada pemberitahuan resmi
dari protokoler jika wartawan dilarang meliput”, ujar salah satu wartawan.
Sementara pernyataan keras datang
dari salah satu wartawan yang siap “njotosi” wartawan tersebut. Mereka menilai
tulisan tersebut sudah memiliki tendensi lain. “Katanya wartawan profesional,
kok buat berita ngawur. Jangan jangan itu berita pesanan”, katanya.
Sementara itu Bupati Klaten saat
dikonfirmasi jalannya upacara HUT Pemda beberapa waktu lalu menyatakan semua
berjalan baik dan tidak ada masalah. Terkait adanya beberapa wartawan yang
meliput berita beliau menegaskan tidaka ada masalah dan itu haal yang biasa,
karena memang seperti itu tugas wartawan.
”Saya kira nggak ada masalah,
upacara kemarin berjalan lancar dan baik. Kalau banyak wartawan meliput dan
mengambil gambar saya kira itu hal biasa karena memang wartawan tugasnya kan
begitu”, ujar Bupati.
![]() |
Bupati Klaten Sri Hartini bersama wakil Bupati dan Kajari |
Hal sama dikemukakan beberapa
kepala SKPD di Klaten. Hasil investigasi Mattanews bersama dua wartawan lain
mendapatkan pernyataan yang sama dari pernyataan Bupati. Mereka mengaku tidak masalah
dan tidak keberatan dengan wartawan yang meliput HUT Pemda. Mereka justru
bangga upacara diliput banyak wartawan, karena menandakan acara tersebut
penting dan bermanfaat.
“Saya tidak melihat ada kegaduhan
dan keresahan dari peserta karena banyaknya wartawan yang meliput saat itu. Kita
semua yang duduk di kursi VIP justru bangga karena event ulang tahun Pemda
mendapat perhatian luar biasa dari para Jurnalist”, ujarnya.
M.Suban alias Hakim wartawan yang
menulis berita tersebut saat ditanya mengaku apa yang ditulis berdasarkan fakta
dilapangan. Menurutnya saat itu banyak peserta upacara yang duduk duduk
dibelakang karena merasa terganggu ulah wartawan yang berseliweran.”Mereka mengeluh
dan merasa terganggu dengan wartawan yang berseliweran mas”, ujarnya.
Sementara dari pengalaman yang
ada dalam setiap upacara yang dilakukan di alun-alun Klaten, di saat tertentu memang ada peserta upacara yang mundur
dan duduk di belakang. Hal tersebut dilakukan karena cuaca panas dan kondisi
tidak vit. Dan selama ini belum ada satupun keluhan muncul dari peserta upacara
yang terganggu oleh wartawan yang meliput.(tev)
0 komentar:
Post a Comment
Tanggapan dengan menyertakan identitas tentu akan lebih berharga...