![]() |
Kontingen RSUD Bagas Waras Klaten. dengan replika rumah sakit kebanggaan warga Klaten |
Acara yang akan digelar tepat
pukul 2.30 tersebut diperkirakan akan diikuti oleh sekitar 60 kontingen yang
berasal dari seluruh bagian di jajaran Pemkab Klaten, dinas, swasta, perbankan,
pengusaha. pendidikan hingga masyarakat umum. Dengan mengawali rute yang
dimulai daro GOR Gelarsena Klaten arak arakan pawai akan finis di pertigaan BRI
Klaten dimana sebelumnya peserta melakukan penghormatan pada Bupati Klaten Hj
Sri Hartini di panggung kehormatan yang berada di depan rumah dinas Bupati.
Ketua umum panitia peringatan HUT
Pemkab dan Kemerdekaan Kabupaten Klaten Drs Bambang Sigit Balak Sinugroho
menjelaskan, mengevaluasi pawai sebelumnya, maka kali ini aktu penghormatan
pada Bupati saat berada di panggung kehormatan akan diperpendek. Hal itu guna
menghindari keterlambatan peserta berikutnya, mengingat waktu yang ada sangat
terbatas.
![]() |
Ketua Umum HUT Pemda dan Kemerdekaan Klaten Drs Bambang Sigit Balak Sinugroho |
“Pada lurik carnivaal kemarin
banyak peserta yang mengeluh dan protes karena tidak kebagaiaan waktu dan harus
pulang hingga malam, karena panitia penyelenggara kurang memperhatikan durasi
saat berada di panggung kehormatan. Sehingga banyak peserta yanag tampil asal
lewat dan harus pulang malam dimana penonton sudah bubar”, ujarnya.
Terkait adanya insiden didepan
panggung kehormatan, dimana sejumlah wartawan nyaris melakukan aksi boikot
liputan, Bambang meminta agar semua pihak bisa menahan diri. Dalam hal ini
memang perlu kajian dan saling memahami agar semua bisa berjalan baik.”Saya
berterima kasih wartawan bisa berlapang dada dan akhirnya tetap melakukan tugas
jurnalistiknya hingga acara usai, selaku ketua panitia saya minta maaf jika ada
yang kurang nyaman saat liputan kemarin”, ujarnya.
Dalam Klaten lurik carnival,
sempat terjadi ketegangan ketika sejumlah wartawan Klaten dihalau petugas saat
akan mengambil gambar. Kegarangan petugas pengaman dianggap tidak profesional karena
banyak “wartawan tiban” yang mengambil gambar justru didiamkan, sementara
wartawan yang nyata-nyata punya media diusir dan dihalang halangi petugas.
Akhirnya watawan sepakat pulang dan
menyerahkan membuang Id cardnya dan tidak akan lakukan liputan. Namun aksi
tersebut bisa diredam setelah sejumlah wartawa lain memberi pemahaman dan
meminta agar petugas tidak terlalu kaku dalam memberlakukan aturan dilapangan.
(tev)
0 komentar:
Post a Comment
Tanggapan dengan menyertakan identitas tentu akan lebih berharga...