![]() |
Kemasan mulai diserbu pelanggan |
“Lumayan mas, jelang lebarang
pelanggan meningkat jika dibanding hari – hari biasa. Umumnya mereka
memperbaiki (nyepuhke) atau mencuci perhiasan emasnya atau kuningan agar
warnanya tampak lebih cemerlang dan tampak baru”, demikian ungkap Sudarsono
(57) tukang emas yang sudah mangkal di
lantai III pasar gede Klaten sejak pasar Klaten berdiri.
Pada hari hari biasa lanjut
Darsono pelanggan yang datang untuk memperbaiki emas rata-rata 6 hingga 10
orang. Pada umumnya mereka mencucikan atau nyepuhke perhiasaannya baik emas
atau logam lain, seperti perak, atau imitasi lainnya. Kini menjelang lebaran konsumen bisa dua kali lipat dibanding
hari biasa.
![]() |
Mas Darsono sejak tahun 1989 menggeluti dunia kemasan |
Ongkos mencuci atau nyepuhke emas
lanjut Darsono hanya Rp 10.000/ unit perhiasan dilihat dari besar kecilnya
barang yang akan di sepuh. Sementara untuk reparasi atau mematri emas yang
putus atau rusak antara Rp 10.000 hingga Rp 25.000 tergantung tingkat
kerusakan. Selain mencuci dan mematri perhiasan, Darsono juga menerima pembuatan
perhiasan sesuai permintaan. Dalam hal ini pemesan bisa membawa bahan emasnya
sendiri, dengan ongkos pembuatan berkisar Rp 75.0000 hingga Rp 250.000
tergantung tingkat kesulitan.
Menurut Warga Barenglor Klaten
Utara yang menekuni profesi kemasan sejak tahun 1989 ini, tidak semua yang
datang ketempatnya memperbaiki perhiasan emasnya. Tak sedikit yang datang untuk
mencuci atau nyepuhke perhiasan non emas agar tampak seperti emas. “ Walau
bukan emas setelah kita sepuh dengan lapisan emas, perhiasan tampak seperti
emas walau hanya lapisan luarnya saja”,
ujar Darsono. (get)
0 komentar:
Post a Comment
Tanggapan dengan menyertakan identitas tentu akan lebih berharga...