![]() |
Kepala Sekolah SMPN II Klaten dra Woro Subangsingsih MSi bersama Wakasek dra Titik Maryuni |
“Kami sebagai kepala sekolah
mewakaili semua guru yang ada mendukung sepenuhnya rencana komisi IV DPRD Klaten
untuk mengembalikan jam sekolah di Klaten seperti dulu yakni 6 hari kerja.
Harus kita akui bersama proses belajar 5 hari yang diterapakan selama ini
justru membuat prestasi siswa merosot drastis, sementara kenakalan remaja justru
meningkat”, demikian ditegaskan Kepala Sekolah SMP Negeri II Klaten dra Woro
Subaningsih Msi didampingi Wakasek bidang kesiswaan Titik Maryuni MPd.
Menurut Woro, selama proses
belajar 5 hari yang diterapkan di Klaten selama ini, sebenarnya banyak keluhan
dan kekurangan yang dirasakan. Mulai dari prestasi siswa, budi pekerti siswa,
orang tua serta tenaga pendidik di sekolah. Banyak siswa yang melorot
prestasinya dan meningkat kenakalannya karena 2 hari libur Sabtu dan Minggu
justru digunakan untuk kegiatan negatif seperti nongkrong di mall,
kebut-kebutan, atau kumpul-kumpul yang bisa menjurus pada perilaku melangar
hukum.
![]() |
Kepala UPTD Pendidikan Klaten Utara Untung Joko Purwadi |
“Mereka tidak menggunakan hari
Sabtu waktu untuk belajar. Justru mulai malam Sabtu mereka sudah merasa bebas
untuk bermain berkumpul dengan teman-temannya. Sehingga semua pelajaran yang
didapat hari Senin hingga Jumat, saat diulang pada Senin berikutnya sudah lupa
semua. Jika ini dibiarkan bukan tidak mungkin moralitas anak didik kita akan
hancur karena banyak waktu bagi mereka untuk mengikuti pergaulan bebas”, tegasnya.
Dengan berbagai pertimbangan
tersebut diatas, maka secara pribadi dan sebagai pendidik saya berharap apa
yang menjadi rekomendasi komisi IV DPRD Klaten segera direalisasikan.
Sementara pernyataan sama juga
disampaikan kepala UPTD Pendidikan Klaten Utara Untung Joko Purwadi dan kepala
sekolah SD Negeri Belang Wetan Tri Endah S. Menurut Untung mengembalikan proses
belajar mengajar 6 hari adalah sebuah keharusan. Apalagi di wilayah Solo Raya
hanya Klaten yang memberlakukan waktu 5 hari. Selain tidak efektif, banyak
orang tua mengeluh karena sering mendengar keluhan dari anaknya yang merasa
tertekan dan terforsir tenaga dan pikirannya.
![]() |
Kepala Sekolah SD Neegeri Belang Wetan Tri Endah S. |
Hal tersebut diamini Kepala
Sekolah SD Negeri Belang Wetan Tri Endah S yang menilai program 5 hari masuk sekolah
justru membuat banyak siswa bodoh. Karena daya serap pelajaran menurun dratis,
sementara waktu bermain semakin banyak. Sehingga semakin banyak waktu luang
bagi anak semakin sulit orang tua dan siswa mengontrol dan mendidik anak. Untuk itu saya setuju waktu sekolah dikembalikan seperti dulu yakni masuk 6 hari.
“Jangan salahkan anak, jika
mereka sekarang masuk dalam lingkaran pergaulan bebas yang menjurus pada
perilaku kriminal, seperti mabuk, kebut-kebutan atau kehilangan moralitas.
Karena mulai malam Sabtu mereka sudah merayakan hari kebebasan karena libur
sekolah. Jika sudah seperti ini siapa yang harus disalahkan. Maka saatnya 5 hari masuk dikaji ulang dan dikembalikan menjadi 6 hari masuk sekolah”, tegas Untung (tev/lal)
0 komentar:
Post a Comment
Tanggapan dengan menyertakan identitas tentu akan lebih berharga...