![]() |
Bupati Klaten Hj Sri Hartini Kepala Perpustakaan Kusdiyono saat resmikan arena pojok baca. |
“Dulu yang datang ke perpustakaan dalam sehari
bisa ratusan, kalau sekarang paling banter sekitar 60 orang perhari. Itupun
mereka datang untuk mencari buku-buku yang kebetulan sudah sulit didapat di
toko buku.” Demikian ditegaskan Kepala Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah
Klaten, Kusdiyono, Senin (28/03).
Lebih lanjut Kusdiyono menjelaskan menurunnya
jumlah pengunjung yang datang ke perpustakaan daerah bukan karena menurunnya
minat baca masyarakat namun faktor perkembangan zaman. Dimana
saat ini semua informasi ada dalam genggaman. Dengan internet orang sudah bisa
mengakses seluruh infomasi diseluruh muka bumi ini. Sehingga orang sudah malas
membaca buku atau media cetak dan mereka beralih ke media online.
“Minat baca masyarakat tidak berkurang, hanya
saja masyarakat lebih memilih informasi cepat melalui perangkat digital yang di
lengkapi dengan layanan internet. Karena lebih mudah, praktis dan irit” ungkap
Kusdiyono.
Disinggung soal layanan Pojok Baca Masyarakat
yang terletak di sudut Bagian Humas yang berdampingan dengan kantor Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Klaten, pihaknya siap menyuplai
ratusan judul buku. Sehingga masyarakat yang antri mengurus dokumen
kependudukannya dapat mengisi waktunya dengan membaca.
“Kami memiliki koleksi buku sekitar 46 ribu
judul. Untuk Pojok Baca Masyarakat di Humas ini tahap awal, mungkin berikutnya
akan didirikan di RSUD Bagas Waras. Kita prioritaskan di kantor pemerintahan
yang bersinggungan dengan masyarakat,” terang Kusdiyanto saat ditemui
disela-sela peresmian layanan Pojok Baca Masyarakat.
Terkait masalah diatas pengamat dan pemerhati
media dan informatika Yudistira Hapsoro,menegaskan apa yang yang terjadi di
perpustakaan juga akan menjalar pada dunia media cetak. Bahkan pengamat yang
juga wartawan senior ini memastikan dalam 10 tahun kedepan media cetak akan
menjafi fosil, tergilas dengan kemajuan teknologi digital.
Menurutnya kemajuan teknologi dalam dunia
informasi tidak bisa dibendung. Keberadaan media online sebentar lagi akan
menggeser peran media cetak. Sehingga
sebuah kekonyolan jika saat ini masih ada orang yang membanggakan media
konfensional. Hal ini dapat dilihat dengan bangkrutnya puluhan media cetak
dalam lima tahun terakhir ini.
“Anda bisa lihat berapa banyak media cetak yang gulung
tikar. Ini bukan karena orang tidak suka membaca koran, tapi mereka lebih
memilih cara praktis yakni membuka internet atau media online. Cukup dengan
ponsel dia bisa mengetahui semua informasi terkini dimuka bumi ini tanpa harus
membeli koran. Tegasnya.(hil)
Mungkin akan sangat bermanfaat bila Perpustakaan Daerah menyediakan buku (naskah) kuno, syukur disertai dengan terjemahannya. Pasti laku.
ReplyDelete