![]() |
Hj.Sri hartini wakil,Bupati Klaten Calon Buapati Klaten tahun 2016-2019 |
Perayan hari Kartini dilakukan
rakyat Indonedia begitu meriah dan digelar hampir disemua kota hingga pelosok
desa. Tidak hanya kaum wanita, kaum priapun ikut memperingati. Tidak hanya
orang dewasa. anak mulai dari PAUD hingga perguruan tinggipun ikut
berpartisipasi tak mau ketinggalan mengenang jasa dan perjuangan beliau. Karena
tanpa munculnya tokoh wanita yang juga pengarang buka Habis Gelap terbitlah
terang, mungkin cerita perjalanan perjuangan bangsa ini akan lain.
Tjut Nya Dien, Margaret Teacher,
salah satu contoh pahlawan dan tokoh wanita pada jamannya yang lahir dan
terinspirasi karena perjuangan beliau. Sejak itu Kini banyak muncul tokoh
wanita yang memiliki banyak prestasi dan kemampuan tak kalah dengan kaum pria
dan mampu menjadi seorang pemimpin.
![]() |
Dua Srikandi saat menaiki tangga komplek makam Nyi Melati Klaten |
Diluar negeri para pemimpin
wanita justru lebih dahulu lahir dan berani tampil sebagai tokoh sentral dan
pemimpin pemerintahan. Jika di Inggris ada Margaret Teacher di Ameika ada
Hillary Clinton dan masih banyak lagi. Di Indonesia era kemempinan wanita sudah
mulai tampak ketika ibu Mien Sugandi menjadi salah satu menteri kabinet di
pemeritantahan. Sejak itu bak cendawan dimusim hujan, banayak muncul tokoh
wanita handal dan berkemampuan di negeri ini menjadi tokoh pemimpin di
bidangnya masih masing.
Diera sekarang kita bisa melihat
betapa tegar, lincah dan cakapnya para perempuan di negeri ini yang mengabdikan
dirinya pada ibu Pertiwi. Megawati Sukarno Putri menjadi Presiden perempuan
pertama di Indonesia, Sri Mulyani mantan Menkeu kini menjadi direktur Bank
Dunia, bukti sebuah prestasi anak bangsa ditingkat Internasional. Seluruh
pemimpin pansel KPK kini dijabat kaum wanita. Dan sebuah prestasi spektakuler
yang ditunjukkan walikota Surabaya Ibu Risma yang mampu menata kota Surabaya
hingga masuk nominasi walikota terbaik dan wanita berpengaruh di tingkat
dunia.
Melihat dan mencermati sedikit
cerita diatas, maka bukan saatnya bangsa ini masih mempersoalkan kesetaraan
gender atau peran wanita dalam sebuah kepemimpinan. Apalagi menyangsikan dan
mencampur adukan etoss kerja dan peran wanita dengan agama. Fakta membuktikan
sudah banyak kaum wanita mampu
berprestasi mengalahkan kaum lelaki. Maka ada istilah “lebih baik dipimpin
seorang wanita tapi berprestasi dari pada dipimpin lelaki namun banyak
korupsi”.
Dalam Pilkada Klaten 9 Desember
2015 nanti akan mencetak sejarah. Baru pertama kali partai pendukung mengusung
calon Bupati dan wakil Bupati semua perempuan. Sri Hartini yang kini masih
menjabat sebagai wakil Bupati Klaten akan maju menjadi calon Bupati berpasangan
dengan Sri Mulyani (bu Yani) istri Bupati Sunarno.
![]() |
Hj. Sri Hartini - Hj.Sri Mulyani saat mendaftar ke KPU Klaten |
Banyak suara sumbang, nada
pesimis dan cemooh ketika pasaangan ini pertama kali dikenalkan ke publik saat
melakukan pendaftaraan di kantor KPU. Namun jika kita melihat sejarah bangsa
ini dan perjuangan RA.Kartini dalam memperjuangkan emansipasi wanita, sangat
bodoh jika kita masih memandang sebelah mata calon pemimpin wanita. Sebuah
langkah mundur dan pikiran picik, jika kita memandang sosok wanita masih
dianggap “konco wingking”.
Pola pikir seperti itu adalah pola pikir
konvensional dan kadaluwarso untuk diterapkan di dunia yang serba digital ini.
Akhirnya adalah sebuah pemikiran jernih dan keberanian saat menentukan siapa
yang akan kita coblos dan pilih sebagai pemimpin Klaten dalam bilik suara nanti.
Yang perlu diingat, saatnya kita butuh pemimpin yang halus, lebut, keibuan,
namun tegas dan berani, demi membangun Klaten. Klaten sudah tidak butuh obral
janji dan pendatang yang “ngaku wong Klaten kalau hanya ada Pilkada”(get/red)
0 komentar:
Post a Comment
Tanggapan dengan menyertakan identitas tentu akan lebih berharga...