![]() |
Group krawitan yang tampil di festival Budaya Klaten |
Dalam acara tersebut selain
digelar berbagai aacara hiburan gratis dan lomba kesenian tradisional seperti
klenengan, sinden dan keroncong, berbagai stand hiburan digelar di beberapa
titik. Aacara yang diselelnggarakan dalam rangka memperingati hari jadi Klaten
yang ke 211, mendapat respon positif karena melibatkan banyak rakyat kecil
untuk berbagi rejeki. Hal ini dibuktikan dengan digelarnya acara makan
angkringan gratis disepanjang jalan Pemuda bagi para pengunjung.
![]() |
Joko Sawaldi Sekda Klaten |
Bagi setiap penjual angkringan,
Pemda memberi uang ganti modal sebesar Rp 600 ribu. Dengan uang tersebut
diharapkan dapat digunakan bagi pedagang untuk modal berikutnya. “ Kami mencoba
membangkitkan para pelaku ekonomi lemah agar lebih bergairah dan memiliki
inovasi kreasi dalam menjajakan dagangannya, sehingga menu yang disedikan bisa
variatif. Dan ini tentunya sangat bermanfaat dan mampu meningkatkan minat beli
masyarakat terhadap wedangan HIK”, demikian ditegaskan Sekda Klaten Joko
Sawaldi.
“ Ini sebuah momen dan acara baru
yang ternyata sangat potensial untuk digelar atau digunakan sebagai event
tahunan. Animo masyarakat yang begitu besar menandakan warga Klaten masih cinta
akan kesenian tradisonal dan haus akan hiburan”, ujarnya.
![]() |
Koalisi Baru. Kepala PU. Assiten I Sekda dan kabag Pembangunan Klaten |
Hal sama diutarakan Asisten I
Sekda Klaten Bambang Sigit Balak Sinugroho yang berharap agar Pemda mau
menjadikan festival wedangan HIK dan Budaya tersebut sebagai acara tahunan yang
dikemas lebih baik dan dapat dijadikan komoditi wisata lokal dan manca negara.”Ini
acara yang baru pertama kali dan sangat sukses. Kami berharap Bupati mendatang
bisa melihat event ini sebagai potensi wisata yang dpat dikembangkan sebagai
asset wiasata Klaten”, ujarnya.
Sementara itu beberap pedagang
HIK dan pengunjung merasa puas dengan acara tersebut. Mereka berharap acara
tersebut bisa diadakan tiap tahun. Sehingga acara ulang tahun kota Klaten tidak
hanya dirayakan seremonial dikantor kantor dan dinikmati pejabat. Namun digelar
di tempat umum bahkan kalau perlu tiap kecamatan mengadakan. Sehingga warga merasa
memiliki punya kota.” Mudah mudahan Bupati mendatang bisa mengembangkan acara
ini lebih baik lagi”, ujarnya. (tev)
0 komentar:
Post a Comment
Tanggapan dengan menyertakan identitas tentu akan lebih berharga...