![]() |
Drs.H.Anang Widayaka Ketua DPD Golkar Klaten Jawa Tengah |
Demikian pula halnya dengan KPK.
Sebuah lembaga anti korupsi yang begitu digadang gadang dan menjadi tumpuan
akhir masyarakat Indonesia dalam pemberantasan korupsi, selalu dikoyak,
“dilemahkan”,dikerdilkan dan dibonsai segala kewenangannya. Siapa pelaku jelas
susah bisa ditebak. Meraka adalah tangan panjang para oknum pejabat yang juga
pemain, para bandar, sindikat dan pengusaha, yang tidak ingin bisnis “Legal”nya
diganggu dengan kehadiran KPK. Maka tak heran Berbagai upaya terus dicari guna
menghabisi semua gigi KPK hingga tak beramunisi. Lihat berapa banyak pimpinan
KPK yang di KRIMINALISASI terakhir ada upaya revisi UU KPK. Semua tujuannya
satu, Jangan sampai KPK Tumbuh besar dan eksis di bumi pertiwi tercinta ini.
Perjalanan karier sosok Anang
Wdayaka tak jauh bebeda dengan KPK. Tokoh yang dianggap sangat memebahayakan
para oknum pejabat di Klaten yang suka bermain, dan para politisi yang suka
jadi “rampok” anggaran APBD, merasa risih dan takut jika sang ketua DPD Golkar
Klaten ini tetap eksis di dunia politik apalagi jadi orang nomor satu di
Klaten. Mereka sangat tidak ingin ketua Pramuka Klaten ini ada dibumi Klaten.
Karena mereka tahu, Anang sudah terlalu tahu tentang Klaten. Baik birokrasi
pemerintahan di Klaten, tentang manejemen keuangan Pemda Klaten, mekanisme tata
kelola pemerintahan dan kebijakan pejabatnya hingga masalah berasa besar dan
APBD yang berpihak pada rakyat. Dan ini bagi kelangsungan “BISNIS” mereka
sesuatu yang “AMAT SANGAT MEMBAHAYAKAN”.
Maka tak heran nasib Anang
Widayakapun sama seperti KPK. Selalu dihujat, disingkirkan dan kalau bisa
“Dibunuh” dan disingkirkan dari Klaten. Bahkan ada yang berani membayar banyak
membiayai kepindahan Anang berikut pesangon dan uang jaminan jika yang
bersangkutan mau bedol desa dari Klaten. Berkali kali ktua Golkar ini “dikerjain”
oleh anak buahnya sendiri dalam event politik. Seperti Pemilu, Pilkada dan
kegiatan lainnya.
Misalnya dalam Pilkada 2010
kemarin. Sangat tidak masuk akal Anang yang nota bene ketua DPD Golkar Klaten,
dengan pendidikan dan pengalaman sudah terbukti dan terbukti, harus “tunduk dan
hormat” pada sosok Agus Menco yang diduga jenjang pendidikannya tidak jelas dan
bukan orang partai. Anak kemarin sore dalam percaturan politik dan pemerintahan
dengan pendidikan SMP justru mendapat rekomendasi maju Bupati, mengalahkan sang
ketua Golkar. Ini Bukti dagelan Kuncung Bawuk yang memang sudah disekenario
untuk menghancurkan Anang. Termasuk saat pelaksaan Pemilu kemarin.
Kini jelang Pilkada Klaten yang
akan digelar Desember mendatang hal sama juga terjadi pada diri Anang. Saat ini
ada gerakan dari lawan politik dan para “penguasa” serta oknum pejabat yang
telah menggalang dan mengatur siasat agar ketua Golkar Klaten ini tidak bisa
maju nyalon Bupati atau wakil Bupati Klaten di Pilkada nanti. Bagi lawan
politik sosok Anang adalah musuh besar yang sulit dikalahkan. Sementara bagi
para oknum birokrat dan politisi di Klaten yang “suka bermain anggaran dan
proyek” kedatangan Anang hal menakutkan yang bisa mengancam bisnis dan
jaringannya. Maka apapun caranya dan berapapun beayanya akan mereka lakukan,
demi menggajal Anang agar tidak bisa berbuat banyak di Pilkada Klaten. " Terlalu banyak Anang tahu tentang Klaten maka harus disingkirkan karena membahayakan kita".
Itulah Anang dan KPK, walau
berbeda namun nasibnya nyaris sama. Sama sama ingin membangun negeri ini agar
bisa bebas dari korupsi dan mafia, justru banyak dimusuhi banyak pihak. Nyawa
dan karierpun jadi taruhannya. Namun semua kita kembalikan pada rakyat
Indonesia dan warga Klaten. Tega dan relakah orang orang atau lembaga seperti
itu harus “musnah atau dimusnahkan” oleh koruptor dan mafia. Mari kita merenung,
istifar, sadar, melek dan berfikir jernih dalam memilih pemimpin Klaten ke
depan dalam Pilkada yang akan di gelar 9 Desemeber mendatang. Sudah saatnya kita berpikir jauh kedepan demi
kelangsungan masa depan anak cucu kita. PR kita mengapa orang orang yang getol berjuang untuk kebaikan dan menegakkan hukum dan aturan justru selalu dimusuhi. (get/no)
0 komentar:
Post a Comment
Tanggapan dengan menyertakan identitas tentu akan lebih berharga...