![]() |
Sunardi.SPd. Staf Ahli Bupati |
Sunardi. SPd kini memang sudah
tak lagi menjabat sebagai Kepala Dinas Pendidikan Klaten. Namun kepeduliannya
terhadap mutu pendidikan di Klaten dan kualitas tenaga pendidik tak pernah
surut. Lewat jalur organisasi yang dipimpinnya yakni PGRI, dirinya terus
melakukan interaksi positif dengan para guru dan kalangan pendidik lainya untuk
memberikan inovatif dan masukan agar kualitas pendidik dan mutu pendididkan di
Klaten semakin baik.
“Lebih dari 30 tahun saya
mengabdi di dunia pendidikan mulai dari tingkat yang paling rendah yakni seorang
guru SD hingga menjadi seorang Kepala Dinas. Maka tak heran walau saya saat ini
menjadi staf Bupati, namun kepedulian saya terhadap dunia pendidikan tak pernah
surut sedikitpun. Bahkan saya semakin mencintai pendidikan, karena hanya dengan
pendididkan yang baik dan berkualitas, bangsa ini mampu mengejar
ketertinggalannya”, ujar Sunardi yang kini menjadi staf ahli Bupati bidang
pembangunan.
Satu hal yang hingga masih
menjadi ganjalan dirinya dan akan terus diperjuangkan ialah memasukkan kembali
pelajaran budi pekerti menjadi mata pelajaran baku di kurikulum. Haal ini
sangat penting dan mendasar karena yang dibutuhkan anak anak generasi muda
sekarang bukan hanya pendidikan semata. Tapi mentalitas, budi pekerti yaang
baik harus ditanamkan sejak dini. Sehingga kelak mereka sebagai penerus bangsa
ini memiliki jiwa dan karakter manusia yang bermartabat dan memiliki moralitas
baik.
"Saya sangat prihatin melihat
perkembangan anak anak saat ini. Dalam masalah kepandaian pendidikan mungkin
tidak ada masalah. Namun jika sudah menyangkut sopan santun dan budi pekerti,
menjadi sesuatu yang menyedihkan. Banyak anak sekolah sekarang yang kurang dan
bahkan tidak lagi memiliki etika, unggah ungguh serta sopan santun. Itu terjadi
disekolah ataupun diluar sekolah. Ini yang menjadi pemikiran saya, bagaimana
sikap seperti itu bisa dirubah”, tegasnya.
Untuk itu dirinya kini terus
berusaha bagiamana beberapa mata pelajaran yang menyangkut budi pekerti seperti
PKK (Pendidikan Kesejahteraan Keluarga) dapat kembali diajarkan. Dan tentunya
diikuti dengan mengubah beberapa metode belajar mengajar, sehingga siswa tidak
hanya pandai dalam bidang keilmuan, tapi memiliki budi pekerti serta sopan
santun yang baik. “Dulu anak sekolah begitu hormat pada orang tua atau
gurunya. Tapi apa yang terjadi sekarang. Banyak siswa yang berani pada orang
tua dan bersikap cuek terhadap pak guru”,ujar Nardi.
Sebagai staf ahli Bupati bidang
pembangunan, kesibukan putra asli Bayat ini memang tidak sepadat saat menjabat
Kepala Dainas Pendidikan. Namun sebagai bentuk tanggung jawab dan loyalitas
pada pimpinan dirinya selalu berusaha mengerjakan apa yang menjadi kewajibannya
sebaik mungkin. Namun ketika disingggung tentang namanya yang mulai disebut
sebut masuk bursa Balon Bupati yang akan diusung oleh partai tertentu, dirinya
dengan tegas mengatakan semua sebatas wacana. “Belum ada pemikiran kesitu. Biar
semua mengalir apa adanya. Jika itu sebuah amanah pasti akan datang dengan
sendirinya dan saya siap mengemban tugas itu dengan sebaik baiknya”. (get/tev)
0 komentar:
Post a Comment
Tanggapan dengan menyertakan identitas tentu akan lebih berharga...