![]() |
Drs.H.Anang Widayaka Ketua DPD Golkar Klaten Jawa Tengah |
Klaten mattanews.com – Sebanyak 21 PK (Pengurus Kecamatan) partai Golkar Klaten dan seluruh anggota Pleno serta pengurus struktural DPD Partai Golkar Klaten menyatakan kesetiaanya tetap mendukung Drs.H.Anang Widayaka sebagai ketua DPD Golkar Klaten, Jawa Tengah sesuai SK perpanjangan masa kepengurusan yang diberikan oleh DPD Golkar Propinsi. Walau saat ini di Klaten muncul Golkar versi munas Ancol yang diketuai Hengki Asnari Salim, mereka tetap mendukung dan mengakui Drs.H.Anang Widayaka sebagai pimpinan DPD Golkar Klaten, hingga ada ketetapan resmi dari Pemerintah tentang dualisme kepengurusan Golkar di tingkat pusat yang kini sudah mulai merembet ke tingkat DPD II.
Suara bulat yang didapat secara
aklamasi tersebut berkumandang di kantor DPRD Klaten, saat pelakasanaan rapat
konsolidasi partai yang diikutis oleh 21 PK dari 26 PK yang ada di Klaten serta
seluruh anggota pleno dan pejabat struktural partai. Rapat Rabu (13/5) yang
dimulai sekitar pukul 13.00 berakhir hingga pukul 3.30 sore hari. Dengan kesimpulan Golkar Klaten
tetap utuh dan solid mengakui keberadaan Drs.H.Anang Widayaka sebagai Ketua DPD
Golkar Klaten, sesuai hasil Munas Riau dan munas bali. Golkar Klaten akan tetap
konsisten dan menjaga amanat dan marwah partai hingga ada kepastian hukum yang
baru akan diketahui bersama besok tanggal 18 Mei 2015.
“Dari hasil rapat musyawarah yang
hampir diikuti oleh semua pengurus PK se kabupaten Klaten dan jajaran pejabat
struktural dan anggota pleno, telah disepakati bersama kita tetap menghormati
proses hukum yang sedang berjalan saat ini. Sambil menunggu kepastian tersebut
kita semua sepakat tetap bersatu dan setia dalam satu wadah partai Golkar yang
ada saat ini, sampai ada kepastian hukum siapa yang memiliki legal standyng dan
diakui pemerintah.”, ujar Anang usai memimpin rapat konsolidasai.
![]() |
Para pengurus PK dan struktural serta pleno partai setia dukung Anang |
Menurut Anang rapat konsolidasi
yang dipimpinya berjalan lancar dan sangat demokratis. Selaku pimpinan partai dirinya
memberitahu kepada seluruh pengurus partai dan jajaran pengurus di tingkat PK,
tentang dinamika politik yang ada, dimana di Klaten saat ini ada 2 Golkar.
Pertama Golkar yang dipimpinannya, dan Golkar versi Agung Laksono yang diketuai
Mas Hengki Asnari Salim.
Dalam arahanya pada seluruh kader,
Anang menceritakan seluruh rangkaian kronologi lahirnya Golkar yang diketuai
Mas Hengki. Disini dirinya mempersilahkan kepada suluruh kadernya untuk
bersikap dan menentukan arah kebijakan partai sesuai keyakinan hatinya. Tidak ada
pemaksaan kader Golkar untuk tetap mendukung dirinya. Dan juga tidak pernah melarang jika ada kader
partai Golkar yang ingin bergabung ikut dengan mas Hengki. Dirinya hanya
mengingatakan setiap kebijakan dan keputusan politik pasti memiliki resiko. Itu
yang harus dipertimbangkan masak masak, sebelum menentukan pilihan politik.
Namun begitu lanjut Anang sebagai ketua partai
dalam waktu dekat dirinya akan memanggil beberapa pengurus atau anggota fraksi
dari Golkar yang saat ini tercatat di kepengurusan Golkar kubu AL, dalam rangka
klarifikasi. ”Ini hanya klarifikasi dan meminta kepastian, bukan pemanggilan,
intervensi atau di artikan lain. Karena bagaimanapun juga semua dinaamika
partai yang terjadi di Klaten harus saya laporkaan ke DPD Propinsi dan DPP
Pusat di Jakarta”, ujarnya.
“Kader Golkar adalah kader yang
cerdas dan memiliki pengetahuan dan intelektual tinggi. Saya tidak perlu
ngajari atau mendikte mereka dalam bersikap. Saya hanya mengingatkan politik
adalah pilihan dan semuanya mengandung resiko. Makanya dalam hal ini saya
sangat legowo dan menghormati pilihan politik yang diambil rekan rekan di Golkar Klaten”, tegasnya.
Sementara itu menaggapi Golkar
kubu AL yang diketuai Hegki Asnari Salim, Anang menyatakan biasa biasa saja dan
tidak kaget. Menurutnya semua dinamika yang terjadi di partai beringin Klaten
sudah diprediksi sebelumnya. Apalagi Klaten akan menghadapi Pilkada. “ Saya dan
Mas Hengki dalam posisi yang sama. Golkar yang dipimpin mas hengki punya
kebenaran 50% dan golkar yang saya pimpin juga punya kebenaran 50%. Sehingga kita
semua dalam posisi sama, karena kita sama- sama memiliki landasan hukum yang benar
sesuai versi masing masing.” Tegas Anang.
“Tidak ada yang merasa paling
benar atau paling salah. Saya yakin masalah ini kan segera selesai setelah
dalam musyawarah mufakat lahir sebuah titik temu yang sama. Itu sangat mungkin
terjadi karena sudah menjadi budaya Golkar selalu menyelesaikan masalah dengan
musyawarah mufakat tidak dengan cara kekerasan”, ujarnya (tev/get)
0 komentar:
Post a Comment
Tanggapan dengan menyertakan identitas tentu akan lebih berharga...