![]() |
Gandung Wahyudi Martono.Kabag Humas Pemkab Klaten |
Klaten mattanews.com
– Ada pepatah mengatakan di dunia ini ada tiga jenis manusia yang sulit diatur.
Pertama orang gila, kedua seniman dan yang ketiga adalah wartawan. Jika dipikir
secara nalar dan rasio dan kita renungkan sejenak, pepatah itu memang tidak
keliru alias mendekati kebenaran. Sulit rasanya kita mengatur orang gila.
Namanya saja orang gila, selama belum sembuh dia akan bertindak sesuka hatinya.
Sementara Seniman dn wartawan memang sulit diatur, karena mereka punya prinsip
hidup dan metode kerja dan idealis yang boleh dikata “ semau gue”. Maka jangan
heran jika ada orang yang akan menyatukan atau mengajak wartawan atau seniman
untuk berkumpul sulitnya minta ampun.
Menjadi kabag humas di sebuah
jajaran pemerintahan bersinggungan dengan wartawan adalah rutinitas sehari hari.
Bahkan humas dituntut bisa bekerja sama dan sinergis dengan wartawan. Namun
tidaak semua wartawan “bisa” diajak berjalan beriringan karena mereka punya
prinsip dan idealis yang kadang sulit bisa pahami.
Itulah yang kini dihadapi mas
Gandung Wahyudi Martono.S.Sos.MM, Kabag Humas Pemda Klaten Jawa Tegah. Setengah
tahun menjabat Kabag humas, banyak pengalaman yang didapat dan ditimba dari
rekan rekan jurnalis. “ Sedikit banyak saya sudah bisa memahami dan mengikuti pola dan kinerja
teman teman jurnalis. Menggemaskan, menjengkelkan juga mengasyikkan. Pokoknya
dinamis dan harus punya usus panjang”, ujarnya.
Menurut Gandung panggilan akrab
pak kabag, humas dan wartawan memiliki visi dan misi sama dalam memberikan
informasi kepada masyarakat. Hanya sebagai corong pemerintah humas tidak bisa
bebas dan leluasa memberikan informasi kepada masyarat karena memiliki aturan
dan mekanisme yang sudah diatur pemerintah. Dan tentunya berita yang bersifat
membangun dan bermanfaat untuk rakyat. Sementara wartawan lebih pada sebuah
media kontrol yang kadang pemberitanya membuat merah para pejabat. Tapi itulah
wartawan idealis, vokalitas dan independensinya memang harus tetap dijaga.
Sebagai mitra kerja, ada harapan
dalam dirinya untuk mensinergiskan wartawan dan humas. Humas diharapkan mampu
menjadi jembatan komunikasi antara wartawan dangan media, masyarakat dan
pemerintah. Nawun cita cita tersebut diakuinya masih jauh dari harapan, walau
saat ini dirinya terus berusaha kearah sana. “ Memang asyik dan menyenangkan mas
bekerja bersama wartawan. Tapi memang tidak mudah menyatukan wartawan dalam
satu wadah. Ibarat pepatah jawa mengatakan “seje silit seje anggit” kalau
diartikan secara nasional mungkin namanya “beda pantat beda pendapat”. Padahal saya punya obsesi humas kedepan mampu menjadi jembatan yang senergis antara media, pemerintah dan rakyat", ujarnya berharap.
Apa yang dilakukan mantan Camat
Manisrenggo terhadap rekan jurnalis selama ini memang patut kita acungi jempol.
Tanpa maksud mengkebiri idealis para jurnalis, apa yang dilakukan bapak 3 anak
ini terhadap rekan wartawan di Klaten sudah layak diapresiasi. Pertanyaanya
sejauh mana kabag humas mampu mengerti kiprah rekan jurnalis dilapangan. Karena
mereka sulit dimengerti dan terkadang ada yang tidak ingin dimengerti.
(tev/nov)
0 komentar:
Post a Comment
Tanggapan dengan menyertakan identitas tentu akan lebih berharga...