![]() |
Parit tanpa pintu air yang hilang di wilayah Klaten Tengah. |
Klaten sejak dulu dikenal sebagai
daerah lumbung padi dan penyangga pangan Jawa Tengah. Sebagai daerah agraris,
sistim pengairan di persawahan meniru sisitim pengairan di Bali yang dikenal
dengan istilah sistim SUBAK. Pengairan di Klatenpun akhirnya mampu menjadi
percontohan daerah lain. Maka tak heran jika saat itu dalam setahun petani di Klaten
mampu panen 3 kali/tahun.
Peran ulu – ulu sebagai perangkat
desa kelurahan yang bertugas dan berfungsi sebagai pengatur dan pengawas sistim
pengairan di tingkat bawah dapat bekerja maksimal. Sehingga pembagian air bagi
para petani dapat berajalan lancar dan rata. Sementara keberadaan pintu air
baik yang ada di parit dan sungai besar terawat dengan baik dan berfungsi
sebagai mana mestinya. Sehingga jarang terjadi tanggul jebol atau sedimentasi
pada sungai dan parit, karena parit dan sungai selalu terkontrol.
![]() |
Harjoko.ST. Kabid Pengairan Dinas PU Klaten |
Kabid Pengairan Dinas PU Klaten
Harjoko ST. Mengakui pihaknya kehilangan banyak pintu air yang diperkirakan
mencapai seribu titik. Pintu air atau teteg yang ada di parit berfungsi besar
dalam pengaturan dan kontrol air untuk para petani. Akibat kejadian ini
pihaknya mengalami kerugian ratusan juta rupiah. Sementara pengaturan air untuk
para petanipun menjadi kacau dan semrawut. Karena selain tidak ada pintu air,
keberadaan ulu – ulu yang dulu bertugas membagi dan mengontrol air bagi
kebutuhan petani kini sudah tidak ada.
“Jujur saat ini kami prihatin
melihat sistim pengairan di Klaten yang sudah tidak tertata lagi seperti dulu,
karena banyak pintu air yang hilang
diambil orang tak bertanggung jawab. Dan
yang lebih menyedihkan lagi pembagian dan pengaturan air tidak bisa berjalan
dengan baik karena tidak ada yang bertanggung jawab dalam hal ini. Hilangnya pintu
air juga mengakibatkan pendangkalan atau
sidementasi pada sungai atau parit ”, ujarnya.
Untuk mengembalikan fungsi sungai,
parit dan saluran irigasi dipedesaan, Harjoko mengaku punya inisiatip
mengusulkan pada pihak yang berkopenten untuk menghidupkan kembali peran
ulu-ulu disetiap kelurahan atau desa. Karena keberadaannya sangat penting dan
membantu para petani, terutama dimusim kemarau saat petani kesulitan air. Disini
peran ulu-ulu sangat dibutuhkan guna membantu petani mengatur air.
“ Saya usulkan masalah ini ke
Balai besar di solo, DPRD dan Bupati agar untuk dapat menghidupkan kembali
peran ulu-ulu disetiap desa, demi membantu petani dan menyelamatkan sungai atau
parit dari pendangkalan. Dulu setiap hujan dan sungai banjir ada petugas air
yang membuka pintu air agar semua lumpur disungai bisa terbuang sehingga tidak
terjadi pendangkalan, disamping bisa menyelamatkan tanggul sungai. Tapi sekarang
walau banjir besar pintu air tetap tertutup akibatnya banyak lumpur mengendap
yang mengakibatkan pendakalan atau jebolnya tanggul sungai karena tak mampu
menahan besarnya luapan air”, tegas Harjoko. (tev/nov)
0 komentar:
Post a Comment
Tanggapan dengan menyertakan identitas tentu akan lebih berharga...