![]() |
Poernomo Hadi. Camat Klaten Tenegah.Klaten |
“Jika ada orang bertanya siapa
camat paling bodho se Klaten sayalah oraangnya. saya akan mengacungkan tangan
tinggi tinggi jika ada orang mencari. Karena saya memang camat paling bodoh.
Dan saking bodohnya maka saya Camat paling lama di Klaten dibanding 26 Camat
yang ada di klaten saat ini. Tidak pernah naik kelas dan tidak pernah pindah.
Padahal temen teman sudah banyak yang nangkring di eselon II”, ujarnya kepada
mattanews diruang kerjanya.
Tapi bagi camat kelahiran bumi
Kepurun Manisrenggo semua itu tidak masalah. Karena dirinya memiliki prinsip
hidup sendiri yang terkadang berseberangan dengan teman sejawat disekitarnya.
Maka ketika yang lain berlomba mengejar jabatan dan pangkat dirinya lebih
memilih berjalan apa adanya. Yang penting semua dijalani dengan iklas, dengan
niatan ibadah, sehingga menghasilkan sesuatu yang amanah dan barokah.
“Saya ini memang Camat paling
lama dan mungkin paling bodoh dibanding yang lain. Tapi bagi saya semua tidak
masalah. Ibarat orang makan, saya hanya akan makan hidangan yang ada dan
disiapkan dimeja saya. Saya tidak akan makan yang bukan milik saya. Maka saya
punya prinsip, jangan pernah makan hak orang lain jika tidak ingi hidup kita
sulit, karena kelak itu akan menjadi penyakit”, tegasnya.
Dan karen itu lanjut Purnomo,
dirinya juga satu satunya Camat di Klaten yang tidak punya SK sebagai pejabat
Akte tanah atau PPAT karena tidak ingin
hidupnya susah dikemudian hari. “ Tidak munafik setip orang butuh uang. Tapi
saya lebih senang mendapat dan menikmati hasil kerja dengan cara yang barokah
dan halal, tanpa harus mengambil hak orang lain. Saya tidak mau jadi petugas
PPAT, karena saya tidak mau terlibat dalam urusan pembagian hak tanah. Saya
tidak mau, nama saya terus disebut sebut masyarakat terkait pembagian warisan,
walau saya sudah mati”, tegasnya.
Saat ini lanjut Purnomo banyak
orang “keblinger” dengan jabatan dan
harta, sehingga rela melakukan apa saja hingga kadang tega mengambil hak orang lain. Mereka hanya
mengejar “Gengsi dan harga diri”. Inilah yang membuat keprihatinan dirinya,
Karena demi mengejar prestasi, banyak PNS di Klaten kini sudah kehilangan etika
bekerja, terutama sesama PNS.
“Dulu rasa unggah ungguh pekewuh
dan menghormati yang lebih tua masih dipegang teguh. Tapi sekarang suasana dan
nuansa itu sudah tidak ada lagi di lingkungan Pemkab Klaten. Sekarang banyak
PNS baru yang “kurang punya etika, terkesan cuek dan semau gue” tegasnya
Menjadi Camat saat ini
dijalaninya dengan enjoy dan senang hati. Walau peran dan kewenangan camat
tidak seperti dulu lagi, namun dirinya terus terjun kelapangan memantau
perkembangan dan kondisi masyarakatnya di 6 kelurahan yang masuk wilayah
kerjanya Kecamatan Klaten Tengah. Pintu rumah dan kantor buka 24 jam
untuk melayani rakyat dan stafnya sewaktu waktu. Maka jangan heran jika jam 2
malam terkadang pintu rumah atau kantor masih terbuka. “
Biasa mas kalau malam wedangan dengan staf penjaga, siapa atahu ada warga yang
minta dilayani. Kita ini khan pelayan bukan pejabat”, ujarnya.( batavia)
0 komentar:
Post a Comment
Tanggapan dengan menyertakan identitas tentu akan lebih berharga...