Klaten mattanews - Rabu (04/03) Gedung Sekolah Menengah
Atas (SMA) Negeri 3 Klaten yang baru diresmikan penggunaannya. Peresmian oleh
bupati setempat yang diwakili oleh staf ahli bupati bidang pembangunan H
Sunardi, ditandai dengan penanda-tanganan prasasti dan penerimaan Sertifikat
ISO-9001: 2008 bagi sekolah setempat. Disaksikan unsur Muspida, Pimpinan DPRD
dan Kepala SKPD serta undangan lain.
![]() |
SMAN 3 Klaten jadi SMA Masjid Agung |
Kegiatan
diawali dengan penampilan hiburan dari peserta kegiatan ekstra kulikuler
setempat berupa tari Gambyong, tari Lurik Payung (Payung) yang tergabung dalam
sanggar tari Cempaka Mulya diiringi kelompok karawita Madya Laras. Disamping
itu juga paduan suara Gita Volseys yang berhasil keluar sebagai juara II lomba
paduan Suara Tingkat Propinsi Jawa Tengah, serta tarian Barongsay dan Groub
Band SMAGA.
Kepala
SMAN 3 Klaten, Ririn Purwanti mengatakan,
dengan memiliki gedung sekolah yang baru, sekolah yang dulu dikenal dengan SMA
terminal, kini mulai beralih ke SMA masjid Agung. Sehingga dari tahun ke tahun
semakin menjadi pilihan masyarakat, dengan dibuktikan jumlah pendaftar tahun
lalu sebanyak 791 siswa lulusan SMP sederajat.
Lebih
lanjut Ririn menjelaskan, sekolah yang dibangun dengan dana dari pemerintah
tersebut kini memiliki 25 rombongan belajar dengan jumlah siswa 860 siswa,
diasuh oleh 65 tenaga guru dan 22 tenaga kependidikan. Kedepan sekolah yang
ingin menciptakan generasi Nasionalis itu, ingin dilengkapi dengan 27 ruang
kelas dan 7 ruang laboratorium. “ Sekolah juga berupaya mengembangkan budidaya
pertanian tanaman herbal yang dilakukan oleh peserta didik “ ujarnya.
Kepala
Dinas Pendidikan Klaten, H Pantoro mengemukakan, peroleh sertifikat ISO
9001:2008 oleh SMN 3 Klaten patut diikuti oleh SMA Klaten lainnya Dimana hingga
saat ini di Klaten masih ada 29 SMA yang belum menerima sertifikat. SMAN 3
merupakan SMA pertama di Klaten yang menerima sertifikat ISO, sementara untuk
sekolah menenah kejuruan yang sudah mendapatkan, sudah mencapai sebanyak 27
sekolah.
Sementara
staf ahli bupati bidang pembangunan H Sunardi mengatakan, dengan beralihnya
sebutan menjadi SMA masjid Agung, pengelola sekolah diminta secara bergiliran
memakmurkan masjid dengan sholat berjamaah (luhur) bersama.Sementara untuk
sholat jum’at bisa dilakukan secara keseluruhan bagi yang beragama Islam. “ Diharapkan
kedepan sekolah mampu mencetak generasi muda yang cerdas, berkepribadian luhur
daan taat ibadahnya “ pintanya.(tev/han)
0 komentar:
Post a Comment
Tanggapan dengan menyertakan identitas tentu akan lebih berharga...