![]() |
PDAM Klaten |
Berbagai cara
dilakukan Pemerintah Klaten mengatasi “penyakit” tahunan warga kemalang. Namun
hingga saat ini hasilnya nihil. Berkali kali pengeboran sumur dalam
dilakukan namun selalu gagal. Akhirnya warga tetap mengandalkan air hujan. Menampung air hujan kedalam bak penampungan, untuk memenuhi kebutuhan
sehari hari. Jika stok habis baru membeli air dengan harga Rp 125
ribu/tangki.
Keprihatinan
akan ketersediaan air bersih warga Kemalang akhirnya menggugah jajaran PDAM
Klaten untuk meneyediakan air bersih layak minum bagi masyarakat Kemalang dan
sekitarnya. Akhirnya menggandeng seorang dosen Fakultas tekhnik UGM Yogyakarta yakni
Prof Agus Mulyono, lahirlah sebuah alat pemanen air yang mampu mengubah air
hujan menjadi air yang lebih bersih dan
sehat untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari.
Alat ciptaan
Prof Agus Mulyono tidak rumit dan mudah dibuat. Namun walau tampak sederhana
alat ini telah melalui riset hingga Australia saat akan membuatnya. Dari alat
seharga kurang lebih Rp 1,7 juta/unit, warga bisa memanen air hujan menjadi
bersih dan sehat.”Ingat air hujan yang turun pertama kali hingga waktu 10
menit sangat kotor dan masih tercemar, sehingg tidak boleh dikonsumsi. Baru setelah lebih dari 10 menit air hujan benar benar air murni yang sangat bersih dan layak dikonsumsi”,ujar sang Profesor.
![]() |
Penampung Air Hujan Inovasi Prof Agus Mulyono, UGM |
Dengan alat
yang menggunakan sistem kerja hidrolis ini, air hujan yang akan masuk ke bak
penampungan, terlebih dahulu masuk kedalam alat yang terbuat dari pipa yang
atasnya diberi filter sebagai penyaring kotoran agar tidak masuk. Dalam pipa
terdapat bola yang berfungsi sebagai kelep penutup saluran. Air hujan yang
masuk pertama kali tidak bisa langsung ke dalam bak penampungan warga. Air baru
bisa mengalir setelah pipa penuh air dan bola yang berfungsi sebagai kelep naik keatas menutup permukaan pipa. Sementara
air yang ada dalam pipa peralon adalah air hujan pertama yang tercampur kotoran
dan debu. Air ini bisa dikeluarkan karena dibawah alat telah diberi kran
pembuangan.
Alat ciptaan sang profesor ini sangat simple, sederhana dan murah. Namun memiliki
manfaat yang luar biasa. Sudah saatnya setiap rumah di Kemalang
memasang alat ini demi mendapatkan air bersih yang sehat dan layak minum.
Tapi semua tergantung Pemerintah kabupaten Klaten, maukah memanfatkan
tekhnologi ini demi mensejahterakan rakyatnya. (aivatab)
0 komentar:
Post a Comment
Tanggapan dengan menyertakan identitas tentu akan lebih berharga...