![]() |
Veno, Bocah Gizi Buruk dan Cacat |
GIYANTO warga Dukuh Tegal Serut, RT 5 RW
3 Desa Kebondalem Lor ini mungkin menjadi salah seorang ayah atau laki-laki
yang paling lengkap penderitaannya. Bagaimana tidak, anaknya sakit lumpuh dan
mengalami gizi, kehilangan pekerjaan, menduda dan setiap hari waktunya hanya
dihabiskan untuk merawat anaknya semata wayang Dhe Veno. Pria yang dahulu
bekerja sebagai tukang service peralatan elektronik ini praktis tidak bisa
bekerja sama sekali karena seluruh waktunya dihabiskan untuk merawat anaknya
yang memang tidak bisa apa-apa.
Penderitiaannya dimulai setahun yag lalu ketika Veno, yang
selama ini di rawat ibunya di Magelang paska perceraian mereka. Tiba-tiba Veno diantarkan
dan dipasrahkan kepadanya dalam kondisi cacat, kurus kering, dan tidak bisa
berjalan. “Ketika Veno diantarkan ke sini, saya menangis, kondisinya sangat
memprihatinkan. Cacat, tidak bisa jalan, tubuhnya kurus kering. Umur lima tahun
belum bisa berjalan. Jangankan bisa bicara menangispun tidak bisa,” tuturnya
memelas kepada Mattanews Rabu sore (4/3).
Ternyata sang mantan istri Giyanto menyerahkan
Veno kepadanya, karena telah menikah lagi.
![]() |
Giyanto, Penderitaannya Paling Sempurna |
Kakinya kurus, sangat kurus bahkan kering. Pun tangannya,
tak berdaya. Mulutnya hanya mengangga-mengga saja, tidak ada suara apapun dari
dalam mulutnya. Matanya yang bulat hanya memandang kosong kepada setiap orang
yang mendekat dan mencoba menghiburnya. Bahkan ketika Mattanews mencoba
mengajaknya bercanda, sepertinya tidak bisa menyambung, hanya hitam matanya
bergerak sedikit-sedikit. Tanpa ekspresi sama sekali, konsong.
Bahkan ketika mattanews mencoba meraba tulang belakangnya
sudah melengkung. Pantatnya, tidak ada dagingnya tidak ada daging sama sekali,
hanya tulang berbalut kulit. Tiba-tiba Dhe Veno membuka mulutnya lebar-lebar,
sanagat lebar, sambil mata melotot. Sekujur tubuhnya seolang dimandikan
keringat, dingin. Apakah Dhe Veno kesakitan?
“Tidak tahu mas, kami tidak tahu apa yang diinginkannya dan
dirasakannya. Veno tidak bisa berbicara asama sekali,” tutur Giyanto.
Sudah diperiksakan tentang kondisinya saat ini? “Belum
pernah mas, karena saat didampingi pak lurah ke rumah sakit pun surat miskin
dari pak lurah dan kecamatan tidak di akui,” katanya memelas. Menurutnya saat
ini dia benar-benar buntu, harus bagaimana dan diapakan anaknya semata wayang
ini. Bulan lalu memang sempat di rawat di rumah sakit, tetapi itu hanya untuk
merawat sakit muntabernya.
Uang yang terkumpul dari sumbangan para dermawan untuk apa?
“yang jelas untuk mengobati Veno. Tetapi apakah cukup? Selanjutnya saya harus
membawa ke rumah sakit mana? Saya masih binggung mas.” Ujarnya sambil
mengusap-usap dengkulnya. (045)
0 komentar:
Post a Comment
Tanggapan dengan menyertakan identitas tentu akan lebih berharga...